Sabtu, 4 Oktober 2025

Kota New York larang diskriminasi rambut, bagaimana dengan Indonesia?

Komisi Hak Asasi Manusia Kota New York telah melansir panduan kepada masyarakat untuk tidak mendiskriminasikan orang berdasarkan gaya rambut

Praktik ini dipaparkan Aria Wiratma Yudhistira dalam buku bertajuk Dilarang Gondrong! Praktik Kekuasaan Orde Baru terhadap Anak Muda awal 1970-an terbitan Marjin Kiri.

Kasus di Papua: Dianggap pelaku kriminal dan pemberontak

Di Provinsi Papua, ada sejumlah kasus yang memperlihatkan kecenderungan bahwa anak muda Papua yang memelihara gaya rambut gimbal dicurigai sebagai pemberontak dan pelaku kriminal, kata seorang pengamat.

Apa yang disebut sebagai pembedaan berdasarkan gaya rambut gimbal itu, menurut pegiat adat dan budaya Papua, Ibiroma Wamla, beberapa kali menimpa anak-anak muda Papua yang kemudian rambutnya digunduli oleh aparat.

"Kemudian oleh masyarakat, (mereka) dilihat juga sebagai pelaku kriminal atau (anggota) OPM (Organisasi Papua Merdeka)," kata Ibiroma kepada wartawan BBC News Indonesia, Heyder Affan, Rabu (20/02).

Padahal, sepengetahuan Ibiroma, gaya rambut seperti itu juga menjadi tren di kalangan oleh anak-anak muda Papua yang tertarik dengan gaya rambut musisi tenar Bob Marley.

"Yang menjadi masalah gaya rambut itu menjadi ukuran dan digeneralisasi, bahwa pemilik rambut gimbal itu orang jahat, tidak teratur, atau pemberontak," ujar Ibiroma yang menjadi staf pengajar tidak tetap di Universitas Cenderawasih, di Jayapura, Papua.

Dia menduga kasus-kasus seperti itu masih terjadi di Papua, karena "ada masalah di seputar konsep yang dipopulerkan di masa rezim Orde Baru yang melarang anak muda berambut gondrong".

"Frame seperti itu kemudian akhirnya dipakai di sini (Papua) oleh aparat untuk memandang orang Papua," katanya. "Yang kemudian dipakai juga oleh masyarakat untuk melihat orang Papua."

Padahal, menurut Ibiroma, bentuk atau model rambut seperti itu merupakan identitas yang melekat pada masyarakat Papua, karena sudah dipraktikkan ratusan tahun.

"Yang saya temukan, sejak tahun 1800-an, ada model rambut yang sudah dibentuk seperti itu, selain model rambut lainnya," katanya. "Di Papua, mode rambut itu beragam dan unik, dan saya jarang melihat di tempat lain.

"Di sini, berdasarkan arsip lama, ada model rambut seperi Ronaldo (di Piala Dunia 2002, dengan sejumput rambut di bagian depan), ada seperti Balotelli (pesepakbola Italia) seperti gaya Mohawk, kemudian ada rambut seperti Bob Marley," paparnya.

Seharusnya, lanjutnya, keanekaragaman model rambut itu dihormati oleh siapapun.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved