Minggu, 5 Oktober 2025

Nenek Pikun Baru Ditemukan Setelah Berjalan 600 Kilometer Melintasi 3 Negara selama 8 Bulan

Seorang nenek dari Thailand yang berusia 59 tahun, akhirnya kembali ke rumah setelah pamit pergi untuk menemui putranya dan menghilang delapan bulan

Editor: Sugiyarto
IST/AFP/Thai Immigration Police
Kaeomanee Arjaw (tengah) bersama putrinya Suchada (kanan) saat hendak menaiki pesawat yang akan membawanya pulang dari Kunming, China, ke Thailand. Sang nenek yang pikun berjalan melintasi tiga negara hingga ditemukan di China. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek dari Thailand yang berusia 59 tahun, akhirnya kembali ke rumah setelah pamit pergi untuk menemui putranya dan menghilang delapan bulan lalu.

Kaeomanee Arjaw, asal Chiang Rai, Thailand, dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 12 Juni 2018 lalu. Dia akhirnya kembali ke rumah, Jumat (15/2/2019).

Kaeomanee merupakan seorang penderita demensia, atau orang yang mengalami penurunan fungsi otak yang ditandai dengan kesulitan mengingat dan berpikir, atau dikenal dengan pikun.

Suku Ainu Akhirnya Diakui sebagai Suku Asli Jepang

Dia meninggalkan rumah pada bulan Juni untuk menemui putranya yang tinggal tak jauh dari kediamannya.

Namun dia tak kunjung kembali hingga akhirnya keluarganya melaporkan berita kehilangan.

Dia dilaporkan ditemukan pada Januari di Kota Kunming, China selatan, yang berjarak lebih dari 600 kilometer.

Beruntung, saat ditemukan dia membawa kartu identitas Thailand, yang membantu petugas dengan cepat menghubungi konsulat setempat.

Kaeomanee yang diketahui berasal dari etnis pegunungan Akha. Tempat tinggalnya berada di wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Laos dan Myanmar, yang sering disebut sebagai zona "Segitiga Emas".

Thailand tidak berbatasan langsung dengan China, yang berarti Kaeomanee berjalan melintasi Laos atau Myanmar sebelum ditemukan.

Tidak diketahui rute mana yang dilewatinya maupun berapa lama dia melakukan perjalanan.

 "Dia mengatakan kepada petugas bahwa dia pergi ke sana (Kunming) dengan berjalan kaki. Dia terus berjalan, meminta makanan dari kios-kios di sepanjang jalan," kata Kolonel Aekkorn Butsabarbodin, dari Kepolisian Imigrasi Chiang Rai kepada AFP.

China Tutup Base Camp Pendakian ke Gunung Everest karena Banyak Sampah

Pada Kamis (14/2/2019), putri Kaeomanee, Suchada (35), terbang bersama pejabat dari Thailand ke Kunming untuk menjemput ibunya.

Sang anak pun langsung tak kuasa menahan haru saat akhirnya dapat bertemu kembali dengan ibunya. Suchada terekam kamera berlutut sambil terisak saat memeluk ibunya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved