Minggu, 5 Oktober 2025

Belasan LGBT di Chechnya 'ditahan, dua di antaranya tewas'

Kalangan pegiat HAM di Rusia meyakini, sekitar 40 orang telah dipenjara sejak Desember, dua di antara mereka dikatakan tewas setelah diduga

Igor Kochetkov, kepala kelompok itu mengatakan kepada Moscow Times, bahwa polisi juga menyita dokumen-dokumen perjalanan mereka.

"Semuanya sedang dilakukan sehingga mereka tidak bisa lari dari negara itu," katanya kepada Moscow Times. "Dan ini sangat buruk bagi kami karena itu membuat kami jadi jauh lebih sulit untuk melakukan evakuasi."

LGBT Network mengatakan mereka telah menolong 150 orang untuk melarikan diri dari kawasan itu sejak pertama kali terjadi persekusi.

Seorang juru bicara kelompok itu mengatakan, mereka memiliki bukti, termasuk pernyataan dua saksi bahwa dua orang LGBT tewas ketika setelah mengalami siksaan ketika ditahan, salah satunya akibat luka tusukan.

Namun laporan tersebut belum bisa diverifikasi secara independen oleh BBC.

Bulan lalu sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menyimpulkan bahwa "pelanggaran HAM yang sangat serius" telah terjadi di republik ini.

Laporan tersebut disusun berdasarkan berbagai bukti termasuk kesaksian orang-orang yang selamat dan menyebut bahwa terjadi pelecehan, penganiayaan, penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang dan pembunuhan di luar hukum terhadap kaum minoritas, termasuk orang-orang LGBT.

Mereka menyebutkan terjadinya 'iklim impunitas' dan meminta Rusia untuk menyelidiki pelecehan tersebut.

Pada hari Senin, juru bicara pemerintah Chechnya mengatakan kepada situs RT yang didukung Kremlin bahwa tuduhan itu tidak benar.

"Bahkan jika ada satu orang saja yang ditangkap, seluruh publik di Chechnya akan tahu, apalagi 40 orang. Tuduhan bahwa ada dua orang terbunuh, bahkan lebih konyol lagi," kata Alvi Kraimov.

Salah satu korban dari aksi pemberangusan tahun 2017 yang namanya dirahasiakan mengemukakan kepada BBC tentang pengalamannya selama ditahan.

Ia mengatakan mengalami penyiksaan - seperti pemukulan dan disengat dengan aliran listrik.

"Mereka memiliki kotak hitam khusus dan mereka menempelkan kabel ke tangan atau telinga saya. Rasa sakitnya mengerikan. Sungguh siksaan yang tak keji," kata Ruslan (bukan nama sebenarnya).

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved