Muslim Uighur dan kasus-kasus persekusi lain yang 'terabaikan'
Warganet memprotes dugaan penahanan komunitas Muslim Uighur oleh pemerintah Cina di Xinjiang, namun beberapa kasus persekusi lainnya juga patut
Pertempuran di Yaman mulai memanas pada 2015, ketika pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi meluncurkan serangan udara terhadap pasukan pemberontak Houthi, yang berhasil mengusir Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi ke luar dari negara itu.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi menerapkan blokade di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Houthi, terutama Hudaydah dan Salif. Blokade diperketat pada 2017 dengan alasan mencegah Iran mengirimkan senjata kepada pemberontak.
Pertempuran yang terus berlanjut di kota pelabuhan Hudaydah semakin memperpanjang krisis ini. Pelabuhan tersebut merupakan tumpuan hidup bagi dua-pertiga populasi Yaman, yang hampir sepenuhnya mengandalkan impor untuk mendapatkan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
- Krisis Yaman: Separuh warga Yaman menghadapi 'kondisi pra-kelaparan'
- Perang di Yaman: 'Bencana kemanusiaan terburuk selama satu abad'
Kurdi
Di antara 25 dan 35 juta orang Kurdi menghuni daerah bergunung yang melintasi perbatasan Turki, Irak, Suriah, Iran, dan Armenia.
Mereka merupakan kelompok etnis terbesar keempat di Timur Tengah, disatukan oleh budaya dan bahasa. Mereka juga menganut berbagai agama dan keyakinan, tapi mayoritasnya Islam Sunni.
Namun mereka tidak pernah mendapatkan negara sendiri—malah menjadi minoritas di negara masing-masing.
Di Turki, kelompok Kurdi yang mencakup 14-20% populasi telah bermusuhan dengan pemerintah Turki selama bertahun-tahun.
Sebagai balasan atas upaya pemberontakan di tahun 1920-an dan 1930-an, banyak orang Kurdi diusir dari rumah mereka, nama Kurdi dan pakaian khasnya dilarang, penggunaan bahasa Kurdi dibatasi, dan bahkan keberadaan identitas Kurdi pun disangkal; mereka pun dijuluki "orang-orang Turki Gunung".

Sementara di Suriah, kelompok Kurdi mencakup antara 7% dan 10% populasi. Mereka telah sejak lama ditekan dan ditolak hak-hak dasarnya.
Sekitar 300.000 orang Kurdi tidak diberi status warga negara sejak tahun 1960-an, dan tanah-tanah Kurdi telah dirampas dan diberikan kepada kelompok Arab dalam upaya meng-"Arabisasi" wilayah Kurdi.
Di Irak, kelompok Kurdi yang mencakup 15-20% populasi telah merasakan lebih banyak hak daripada kelompok Kurdi di negara tetangga, tapi juga mengalami penindasan.
Pada akhir 1970-an pemerintah mulai menempatkan kelompok Arab di wilayah mayoritas Kurdi, terutama di daerah kaya-minyak Kirkuk, dan mengusir para Kurdi secara paksa.
- AS peringatkan perpecahan Turki-Kurdi di perang Suriah
- Referendum kemerdekaan Kurdi Irak berlangsung kendati Irak menentang
India
Persekusi terhadap komunitas Muslim di India, yang mencakup 11% populasi, meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Larangan memakan daging sapi di beberapa negara bagian kerap digunakan kelompok nasionalis Hindu untuk membenarkan penyerangan terhadap Muslim.
Media jurnalisme data IndiaSpend mencatat bahwa Muslim menjadi sasaran 51% kekerasan terkait daging sapi selama 2010-2017. Dan dari 25 warga India yang tewas dalam 60 insiden, 84%-nya adalah Muslim.
