Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah korban perdagangan manusia lolos dari Korea Utara, lalu jadi pelaku

'Nyonya B' mengatakan ia dijual kepada seorang pria Cina dan kemudian menyangka bahwa perdagangan manusia adalah sesuatu yang harus dialami

Meskipun dia 'dijual' kepada suaminya, Nyonya B mengatakan dia sangat penyayang.

Dalam film itu dia terlihat sebagai pria yang berusaha membuatnya lebih tenang dengan memberikan senyum saat Nyonya B sedang marah.

Dia membantunya saat bersiap-siap melintasi perbatasan Cina-Laos, dan yakin bahwa ketika dia sudah menetap di Korea Selatan dia akan mengatur agar suaminya menyusulnya.

Para penonton heran dengan anggapan bahwa perdagangan manusia dapat mengarah ke kicah cinta yang tak terduga.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya mampu memiliki keturunan, namun saya memutuskan tidak, karena saya sudah memiliki anak-anak di Korea Utara dan dia mengatakan 'oke.' Saya begitu merasa bersyukur. Maksud saya, siapa yang tidak akan bersyukur?" kata Nyonya B.

"Saya memiliki rasa tanggung jawab ini karena pria ini tidak memiliki anak dikarenakan oleh saya, anak-anak saya dan saya akan berada di sampingnya saat dia meninggal," ungkapnya.

Apa yang diluputkan film itu

Nyonya B sebenarnya membawa anak-anak Korea Utaranya - ditambah, suami Korea Utaranya ke Cina untuk tinggal dengan mereka - meski itu tak diungkapkan di film itu.

Pada 2009, dia membawa putra sulungnya ke Cina. Dia tinggal dengan dirinya dan suami Cinaya selama tiga tahun namun dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik. Nyonya B akhirnya membantunya keluar, ke Korea Selatan.

Pada 2013, Nyonya B juga membantu putra bungsunya dan suami Korea Utaranya ke Korea Selatan. Namun sebelumnya, mereka datang untuk tinggal dengannya dan suami Cinanya selama 40 hari.

At one point in China, Mrs. B, her Chinese husband, her North Korean husband and her youngest son all slept in a same room for 40 days
Cinesofa
Pada suatu waktu, Nyonya B, suami Cinanya, suami Korea Utaranya dan putra bungsunya semua tinggal di satu ruangan yang sama.

"Kami bahkan tidur di satu kamar - saya, suami Cina saya, suami Korut saya dan putra bungsu saya," katanya.

"Bukankah itu romantis?" candanya.

"Hanyalah satu dari mereka"

Nyonya B mengatakan 80% dari perempuan Korut mengalami perdagangan manusia dalam usaha mereka melarikan diri dari negara asal mereka.

Dan dia "hanyalah satu dari mereka."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved