Minggu, 5 Oktober 2025

Apa yang perlu Anda ketahui tentang 'kotak hitam' pesawat terbang

'Kotak hitam' yang selalu jadi kata kunci setiap kali terjadi kecelakaan pesawat terbang, dianggap sebagian kalangan sudah 'kuno' dan tak praktis.

Dalam sejarah penerbangan modern kasus di atas hanya terjadi tiga kali, yang pertama adalah kotak hitam MH370 dan kotak hitam dua pesawat yang menabrak gedung World Trade Center di New York pada 11 September 2001.

Ketiganya hingga saat ini tidak atau belum ditemukan.

"Ini adalah anomali investigasi," kata Sarah McComb, penyelidik di Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS.

"Yang juga sangat jarang adalah kotak hitam yang datanya tak bisa dianalisis," kata McComb.

Yang biasanya terjadi adalah data rekaman suara di kokpit langsung memberi tahu para penyelidik apa yang terjadi terhadap pesawat yang naas.

Misalnya dalam kasus Germanwings nomor penerbangan 9525 yang jatuh di kawasan Alpen Prancis pada Maret 2015. Perekam penerbangan mengungkap bahwa kru yang mengendalikan pesawat secara sengaja menurunkan ketinggian pesawat dan menambah kecepatan sebelum menabrak pegunungan.

Rekaman suara di kokpit juga menunjukkan pilot menggedor pintu kokpit dan berteriak, "Buka pintunya!". Di latar belakang terdengar para penumpang menjerit.

Dari berbagai data ini, tim penyelidik menyimpulkan bahwa kopilot Andreas Lubitz mengunci pintu kokpit dan sengaja menabrakkan pesawat.

"Teknologi perekam yang kita punyai sekarang masih sangat efektif ... tapi tentu saja kami akan terus melakukan improvisasi," kata McComb.

Teknologi alternatif

Beberapa kalangan mengusulkan perekam yang otomatis akan terlontar dari badan pesawat ketika pesawat mengalamai kecelakaan.

Juga ada usulan tentang pengiriman data penerbangan ke darat dan juga usul pemasangan video di kokpit.

"Untuk video, masih ada penentangan dari para pilot. Mereka keberatan," kata McComb.

kotak hitam
Getty Images
Contoh CVR, kotak hitam perekam suara kokpit .

Usulan perbaikan bisa datang dari berbagai pihak, mulai dari pakar, regulator, hingga maskapai penerbangan seperti Qatar Airways yang berencana mengirim data penerbangan pesawat mereka ke pusat pengendali di darat.

Namun yang perlu dipahami adalah badan-badan regulator perjalanan udara, badan pemerintah, dan maskapai sering kali tidak bisa langsung menerapkan perubahan kebijakan yang diusulkan.

Perubahan regulasi adalah hal yang sangat kompleks, mahal, dan lambat.

Untuk urusan kotak hitam ini, jika nanti diputuskan ada perubahan, maka alat baru harus dipasang ke semua pesawat yang jumlahnya ribuan di seluruh dunia.

Tak mengherankan kalau kotak hitam ini, meski dari sisi teknologi sudah sangat lama, masih dipakai dan mungkin tak bisa dipensiunkan begitu saja, mungkin setidaknya hingga beberapa dekade ke depan.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved