Orang Amerika Ramai-ramai Bakar Sepatu Nike, Aksi Bersimpuh Kontroversial Atlet ini Jadi Pemicunya
Perusahaan sepatu asal Oregon, Amerika Serikat, Nike, dihantam aksi gelombang protes cukup masif di Amerika Serikat.
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan sepatu asal Oregon, Amerika Serikat, Nike, dihantam aksi gelombang protes cukup masif di Amerika Serikat, 3 September 2018.
Sejumlah warga Amerika Serikat, mengunggah tagar boikot Nike di media sosial.
Tak sedikit pula yang mengunggah foto dan video aksi yang lebih ekstrem, merusak atau bahkan membakar sepatu Nike mereka.

Gelombang protes warga AS memboikot Nike ini ternyata dipicu oleh keputusan Nike menjadikan atlet kontoversial sebagai bintang iklan terbaru mereka.
Seruan memboikot Nike terjadi beberapa jam setelah Nike merilis iklan yang menggandeng pemain NFL atau American Football, Colin Kaepernick.

Dalam iklan yang memasang foto wajah Colin Kaepernick itu, Nike menyerukan slogan terkenal mereka : Just Do It.
Nike juga menyertakan kalimat : Percayalah pada sesuatu. Meski itu akan mengorbankan segalanya.

Colin Kaepernick dikenal sebagai atlet kontroversial, gara-gara ritualnya saat mendengar lagu kebangsaan Amerika, The Star Spangled Banner, diperdengarkan sebelum bertanding.
Kaepernick menolak berdiri saat melakukan penghormatan ke bendera Amerika Serikat.
Baca juga: Peluk Jokowi dan Prabowo, Ternyata Hanifan Sempat Bisikkan Pesan Ini Pada Keduanya
Ia malah duduk bersimpuh, dengan satu lutut menempel di tanah.
Padahal, bagi warga Amerika, tidak berdiri saat lagu kebangsaan diperdengarkan, adalah sebuah simbol penghinaan terhadap negara.
Pihak Nike belum memberikan komentar terkait pemasangan iklan ini.
Tapi, sebelumnya, petinggi Nike untuk wilayah Amerika Utara, Gino Fisanotti, mengatakan pihaknya mantap memilih Kaepernick sebagai brand ambassador.
"Kami yakin Colin adalalah seorang atlet yang paling menginspirasi saat ini, yang menjadikan olahraga bisa memajukan dunia," kata Fisanotti kepada ESPN.
Hanya beberapa jam setelah iklan itu dirilis, warga Amerika memulai aksi boikot Nike.
Mereka menganggap Nike malah mempromosikan seorang pria yang melakukan penghinaan terhadap Amerika Serikat.
Protes Rasial
Colin Kaepernick bukan seorang imigran yang menolak hormat ke bendera dan lagu kebangsaan Amerika.
Ia sebenarnya adalah orang Amerika tulen.
Kaepernick lahir di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada 1987.
Kedua orangtuanya juga tulen Amerika.
Bahkan, ibu Kaepernick adalah warga AS kulit putih.
Colin Kaepernick melakukan aksi itu untuk memprotes maraknya insiden ketidakadilan terhadap orang kulit hitam di AS.
Sebagaimana diketahui, sejumlah kasus penindakan polisi terhadap warga kulit hitam di AS, sempat menjadi isu utama di Negeri Paman Sam.

Ada stereotype negatif, polisi mudah memberi tindakan hukum kepada warga kulit hitam, sementara tidak bagi warga kulit putih.
Di Amerika, kemudian muncul gerakan berbau rasial, Black Live Matters untuk melawan tindakan tersebut.
Nah, Colin Kaepernick menjadi atlet yang getol mengkampanyekan gerakan ini.

Untuk menyuarakan pesan masih ada ketidakadilan rasial di Amerika, Colin Kaepernick menolak untuk berdiri saat mendengar lagu kebangsaan Amerika.
Meski punya banyak dukungan, tapi Aksi Colin Kaepernick ini membuat banyak warga Amerika lain 'panas'.
Termasuk Presiden AS, Donald Trump.

Trump bahkan terang-terangan meminta agar klub NFL memecat pemain yang melakukan aksi protes ini.
Benar saja, karena tak mau tobat, Colin Kaepernick tak lagi dipakai oleh klubnya, San Fransisco 49ers (FourtyNiners).
Tak ada klub NFL yang berani merekrutnya, meski ia adalah seorang pemain paling berbakat di olahraga khas Amerika yang mirip rugby ini.
Meski demikian, Colin Kaepernick tak gentar, ia emoh berhenti melakukan aksi tersebut.
Banyak orang menduga, apa yang dialami Kaepernick, menjadi latarbelakang Nike menulis kalimat kontroversial ini di iklan mereka : Percayalah pada sesuatu. Meski itu akan mengorbankan segalanya. (*)
Viral: Intip Penampakan Rumah Habib Usman bin Yahya, Sosok Suami Kartika Putri