Hubungan Membaik, Rusia akan Buka Jalur Feri dari Krimea ke Turki
"Negosiasi dengan agen pengiriman barang telah dilakukan, Pelabuhan Krimea yang terlibat dalam jalur feri Turki-Krimea-Turki pun akan segera diumumkan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KRIMEA - Semenanjung Krimea siap membuka layanan kapal feri ke pantai Laut Hitam Turki.
CEO Pelabuhan Laut Krimea Aleksey Vlokov mengatakan pelabuhan yang akan melayani kapal feri rute Turki-Krimea-Turki akan segera dibuka pada musim gugur ini.
"Negosiasi dengan agen pengiriman barang telah dilakukan, Pelabuhan Krimea yang terlibat dalam jalur feri Turki-Krimea-Turki pun akan segera diumumkan," kata Volkov.
Baca: PT KCI Luncurkan Kartu Multi Trip Edisi Asian Games 2018
"Pelabuhan dan layanan sudah siap, ini merupakan kondisi yang nyaman untuk kerjasama nantinya antara Rusia dan Turki, kami menunggu keputusan mitra dan penandatanganan perjanjian," jelas Volkov kepada kantor berita TASS.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (17/8/2018), kapal feri akan digunakan untuk kargo pada tahun ini dan lalu lintas penumpang akan dimulai pada 2019 mendatang.
Baca: Sindir Kritikan Zulkifli Hasan untuk Pemerintahan Jokowi, Ruhut Sitompul: Beda Tipis sama Amien Rais
Semenanjung Krimea akan mengirimkan daging, buah, dan sayuran ke Turki.
Ia menambahkan bahwa saat ini pelabuhan itu masih dalam tahapan pengerjaan, sehingga rinciannya belum bisa diungkapkan lebih lanjut.
"Dengan pemanasan jalinan hubungan yang baik antara Rusia dan Turki, saya pikir kami akan bisa menyelesaikan ini," katanya.
Baca: Lampu Broadcasting di Venue Cabor Gulat Diharapkan Steven S.Musa Segera Terpasang
Turki telah mengubah sikapnya terhadap Krimea selama beberapa kali.
Pada tahun lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan membuat keputusan yang melarang semua pengiriman dari Krimea masuk ke wilayah Turki.
Hal itu karena Turki sedang mendukung klaim Ukraina atas semenanjung tersebut.
Para pengamat politik mencatat bahwa kerjasama dengan Rusia dianggap jauh lebih menguntungkan bagi Turki, daripada bekerjasama dengan Ukraina.
Peneliti ternama dari Pusat Studi Asia dan Afrika Aleksey Obraztsov menyampaikan alasan dibalik itu, kepada situs web Economy Today.
"Turki tidak mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan dari Ukraina, malahan faktor Ukraina itu sangat merugikan dan membuat tidak stabil hubungan Turki dengan Rusia," kata Obraztsov.
"Pilihan antara Ukraina dan Rusia cukup jelas bagi Erdogan, Rusia secara strategis dan ekonomis merupakan mitra yang lebih menjanjikan," lanjutnya.
"Pembentukan sikap Turki yang kini mendekati Rusia sampai pada kesimpulan bahwa Ukraina merupakan negara yang gagal, dan Turki menunjukkan sikap yang relevan terhadap Ukraina," tambah dia.