Sabtu, 4 Oktober 2025

Anwar Ibrahim Yakin Mahathir Mohamad Bakal Penuhi Janjinya soal Posisi PM Malaysia

Hal itu sesuai kesepakatan keduanya saat perjanjian koalisi Pakatan Harapan sebelum pemilihan umum

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden ketiga RI BJ Habibie (kedua kiri) berjabat tangan dengan Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kedua kanan) saat kunjungan Anwar Ibrahim di Kediaman BJ Habibie, Jakarta, Minggu (20/5/2018). Kedatangan Anwar Ibrahim tersebut selain melakukan silaturahmi, juga dalam rangka peringatan 20 tahun reformasi Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh reformasi Malaysia, Anwar Ibrahim yakin dirinya akan menggantikan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Hal itu sesuai kesepakatan keduanya saat perjanjian koalisi Pakatan Harapan sebelum pemilihan umum.

Baca: Mantan Wali Kota Kendari: Setiap Simpatisan Berhak Menyumbang Bantuan Kampanye

"Jika kalian bertanya apakah saya percaya kepada Mahathir mengenai transisi jabatan, saya jawab, 'ya, percaya dia'," kata Anwar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).

Anwar pun tidak mengkhawatirkan janji tersebut. Sebab, menurutnya Mahathir telah berulang kali menyampaikan janji tersebut kepadanya.

"Tun Mahathir juga sudah berulang kali menjanjikan penyerahan jabatan itu jadi saya tidak perlu meragukan integritasnya soal komitmen," ujar Anwar.

Namun di satu sisi, Anwar mengatakan penyerahan jabatan sebagai PM tidak bisa ia terima begitu saja.

Sebab tedapat sejumlah proses yang harus ia tempuh, salah satunya pemilihan umum parlemen.

"Soal kapan dan bagaimana transisi itu berjalan ini tidak akan sulit, tapi pasti membutuhkan proses," ujar Anwar.

Selain itu bila janji tersebut terlaksana, istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail otomasi harus mengundurkan diri.

"Seperti yang sudah dikatakan, istri saya, Wan Azizah Wan Ismail-yang saat ini menjabat sebagai wakil PM-juga akan mengundurkan diri ketika transisi terjadi," kata Anwar.

Anwar yang juga Pemimpin Koalisi Pakatan Harapan, menyatakan optimistis akan ada perubahan yang lebih baik setelah Negeri Jiran kembali dipimpin oleh Mahathir.

Dulu Mahathir ketika menjabat perdana menteri tahun 1981-2003, memang dikenal sosok yang keras dan dianggap otoriter.

Ketika itu para pengkritik pemerintah diberangus dan ditangkapi.

Namun Anwar berpendapat, Mahathir yang sekarang berbeda dari yang dulu.

Baca: Wacana Pilpres 2019, Romahurmuziy Menduga Anies yang Mendekati Pihak Istana

Dia merupakan orang yang punya nasionalisme yang tinggi pada negaranya.

"Tapi saya lihat tindakan ini, sangat positif. Jadi saya tidak masalah untuk memberikan segala sokongan untuk beliau tetap baik," ujar Anwar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved