Sabtu, 4 Oktober 2025

Kebijakan pemisahan paksa migran: Trump menerima keluarga korban pembunuhan migran ilegal

Di tengah kontroversi kebijakan pemisahan keluarga pendatang ilegal, Trump menerima perwakilan keluarga yang menjadi korban pembunuhan oleh

Di tengah kontroversi kebijakan pemisahan keluarga pendatang ilegal, Presiden Trump menerima perwakilan sejumlah keluarga yang menjadi korban pembunuhan oleh orang-orang yang masuk ke AS secara ilegal.

"Kepergian orang-orang yang Anda cintai tidaklah sia-sia," kata Trump di hadapan kelompok yang menyebut dirinya Angel Families di Gedung Putih.

Pertemuan ini terjadi di tengah kecaman global terhadap kebijakan pemisahan lebih dari 2.000 anak-anak dari orangtua mereka yang masuk ke negara itu secara ilegal.

Belakangan, Trump akhirnya tunduk pada tekanan publik dan mengoreksi kebijakan dengan menandatangani perintah eksekutif untuk "menjaga keluarga agar tetap bersama" di tahanan-tahanan para migran.

Tetapi perintah eksekutif terbaru ini tidak menyinggung keluarga-keluarga yang sudah dipisahkan oleh kebijakan sebelumnya.

Dia juga tetap memberlakukan kebijakan "toleransi nol" yang akan menuntut secara pidana siapa pun yang melintasi perbatasan secara ilegal.

Apa yang dikatakan presiden?

"Ini adalah warga negara AS yang secara permanen terpisah dari orang-orang yang mereka cintai," kata Trump, Jumat (22/06), sebelum memperkenalkan anggota keluarga korban.

"Saya tidak bisa membayangkan peristiwa yang mereka alami, tetapi saya berjanji untuk bertindak dengan kekuatan yang kami miliki," tandasnya.

Trump juga menekankan bahwa pemerintah akan bersikap total dalam menjaga perbatasan demi keamanan warga.

"Dan kami akan mengakhiri krisis imigrasi ini sekali dan untuk selamanya," tambah presiden.

Aura Wilkerson, yang putranya tewas pada tahun 2010 oleh seorang imigran gelap, mengatakan: "Tidak satu pun dari anak-anak kami memiliki waktu barang semenit untuk mengucapkan selamat tinggal."

"Dan kami tidak cukup beruntung untuk dipisahkan selama lima hari atau 10 hari. Kami dipisahkan secara permanen," tegas Wilkerson

Apakah para migran ilegal lebih mungkin melakukan kejahatan?

Pada 2017, jajak pendapat yang dilakukan media Gallup menunjukkan bahwa hampir separuh orang AS meyakini bahwa kehadiran migran gelap meningkatkan tingkat kejahatan.

Namun banyak penelitian lainnya yang menemukan bahwa yang benar adalah sebaliknya, yaitu warga asli AS yang lebih cenderung melakukan kejahatan ketimbang imigran.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved