Israel dan Myanmar Tandatangani Kesepakatan 'Koreksi' Buku Sejarah Masing-masing
Dilansir dari laman Time, Jumat (1/6/2018), kesepakatan yang dilakukan pada hari Selasa itu muncul karena dilandasi kecaman internasional.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Israel telah menandatangani perjanjian pendidikan dengan Myanmar yang memungkinkan setiap negara untuk 'saling memverifikasi' bagaimana sejarah mereka 'diajarkan' oleh orang lain.
Dilansir dari laman Time, Jumat (1/6/2018), kesepakatan yang dilakukan pada hari Selasa itu muncul karena dilandasi kecaman internasional yang dihadapi kedua negara tersebut.
Baca: Polisi Malaysia Ringkus 15 Terduga Teroris yang Berencana Menyerang Pada Saat Pemilu
Perlu diketahui, Myanmar mendapatkan kecaman dunia atas tindakan negara itu terhadap masyarakat Rohingya.
Sedangkan Israel dikecam karena menggunakan tembakan yang diarahkan secara langsung terhadap demonstran Palestina di Perbatasan Gaza.
Terkait Myanmar, sekitar 700 ribu warga Rohingya telah melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar sejak Agustus 2017.
Baca: Duterte Akan Lakukan Kunjungan Perdana Ke Korea Selatan
Para pejabat Amerika Serikat (AS) pun telah menuduh Myanmar melakukan 'pembersihan etnis'.
Kemudian Israel telah menewaskan lebih dari 110 orang Palestina sejak 30 Maret lalu, seperti yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina.
Perjanjian ini memungkinkan negara-negara tersebut untuk saling memverifikasi buku teks sekolah mereka, khususnya pada bagian-bagian yang mengacu pada sejarah negara lain.
Hal yang paling utama adalah memperkenalkan pengoreksian sejarah yang ada di dalam buku tersebut.
Tidak hanya dengan Myanmar, Israel pun memiliki perjanjian serupa dengan negara lain, terutama yang melibatkan pendidikan terkait 'holocaust' di Eropa.