Pangeran Arab Saudi Desak Palestina Turuti Proposal Perdamaian yang Ditawarkan Trump
Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman yang juga sering disapa MBS, mengkritisi kepemimpinan Palestina.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman yang juga sering disapa MBS, mengkritisi kepemimpinan Palestina.
Ia mengatakan Palestina harus memilih, menerima apa yang ditawarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atau berhenti mengeluh.
Baca: Presiden Trump Ungkap Rencana Pertemuan dengan Kim Jong Un pada Bulan Mei
Dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (30/4/2018), MBS telah menyampaikan kepada Kepala kelompok Yahudi yang bermarkas di AS bahwa Pemimpin Palestina harus menerima syarat perdamaian yang diajukan Trump, seperti yang dilaporkan media Israel.
Selama pertemuan yang digelar tertutup pada bulan lalu di New York dengan para pemimpin organisasi, MBS mengecam keras sikap Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Hal itu disampaikan Channel 10 yang mengutip kawat diplomatik dan sumber Israel pada hari Minggu, 29 April 2018.
"Dalam beberapa dekade terakhir, kepemimpinan Palestina telah kehilangan satu kesempatan, setelah menolak semua proposal perdamaian yang diberikan," kata MBS dalam laporan yang dipublikasikan di situs web Axios oleh Barak Ravid, seorang koresponden diplomatik senior Channel 10.
"Sudah saatnya rakyat Palestina mengambil proposal tersebut dan setuju untuk hadir di meja perundingan atau (mereka) diam dan berhenti mengeluh," tegas MBS.
Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Desember lalu, sebuah langkah yang mengundang polemik dan kecaman dunia internasional.
Para Pemimpin Palestina melihat Yerusalem Timur, yang secara militer diduduki Israel sejak 1967, sebagai ibukota negara masa depan mereka.
MBS dikabarkan menekan Abbas untuk menerima kerangka proposal perdamaian dari AS, setelah pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel itu.
Namun, Pemimpin Palestina menunjukkan sikapnya dengan memboikot Gedung Putih sejak pengumuman tersebut.
Abbas mengatakan bahwa AS tidak lagi menjadi 'perantara yang jujur' dalam perundingan perdamaian.
MBS dan menantu laki-laki Trump, Jared Kushner, memang dikabarkan memiliki hubungan yang dekat.
Pangeran Arab Saudi itu pun terus mengkritik kepemimpinan Palestina, ia lebih lanjut menyatakan perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina harus mengalami kemajuan, sebelum Arab Saudi dan negara lain di Teluk Arab turun tangan untuk menormalkan hubungan kedua negara itu.