Menlu Inggris Ingatkan Risiko Balas Dendam Rusia Terkait Pengusiran Diplomatnya
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson memperkirakan Rusia akan membalas tindakan 27 negara sekutu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson memperkirakan Rusia akan membalas tindakan 27 negara sekutu yang beramai-ramai mengusir lebih dari 150 diplomat Rusia atas serangan racun terhadap eks agen rahasia Rusia, Sergei Skripal dan putrinya.
Dalam sambutannya di kantor walikota London, Johnson mengapresiasi keberanian negara-negara yang memihak Inggris walau tahu betul risiko pembalasan dari Rusia, sebagaimana dikutip dari Guardian, Kamis (29/3/2018).
Baca: Sederet Fakta Terkait Pria AS Terduga Pembunuh Enen Cahyati: Perilaku Kasar dan Pernah Huni Lapas
Ia mengatakan Moskow dapat mengganggu pasokan energi dan merecoki kehidupan diplomat-diplomat negara sekutu yang berbasis di Moskow.
"Saya menghargai mereka karena mereka tahu bahwa diplomat-diplomat mereka yang berbasis di Rusia, beserta keluarga mereka, sekarang harus menghadapi kemungkinan kehidupannya terancam dan bisa jatuh bangun," kata Johnson.
Baca: Minat Masyarakat Papua Belajar Pertambangan di IPN
Rusia, kata Johnson, telah meremehkan kekuatan solidaritas dan rasa kejengkelan negara-negara di dunia atas perilaku pemimpinnya, Vladimir Putin.
"Pengusiran ini merupakan saat ketika perasaan sudah mengkristal, ketika kejengkelan dan aksi provokasi tertahan oleh kesabaran yang sudah mencapai puncaknya, dan ketika seluruh dunia - di tiga benua - ada negara-negara yang bersedia mengatakan cukup sudah cukup," tegas Johnson.
Johnson menjanjikan Inggris, walaupun sudah keluar dari Uni-Eropa, akan mencerminkan komitmen timbal balik kepada negara-negara tersebut dengan mengerahkan badan intelijen, angkatan bersenjata serta anggaran pembangunan untuk mereka.
"Kami akan mendukungmu karena kamu telah berdiri bersama kami,” ucap Johnson.
Sebelumnya, 27 negara Barat rombongan mengusir diplomat dan perwira intelijen Rusia usai serangan gas syaraf Novichok terhadap anggota intel Rusia di Inggris, Kolonel Sergei Skripal dan putrinya Yulia.
Dilansir dari Washington Post, sebanyak 151 diplomat Rusia akhirnya diusir dari Rusia.
60 di antaranya dari misi diplomatik dengan AS. Lalu dari Inggris sebanyak 23 orang, Ukraina 13 orang dan NATO tujuh orang.
Sementara Kanada, Perancis, Jerman dan Polandia masing-masing mengusir empat diplomat Rusia.
Kemudian Ceko, Lithuania, Moldova mengusir tiga diplomat Rusia. Albania, Australia, Denmark, Italia, Belanda, Spanyol yang mengusir dua diplomat, serta Belgia, Kroasia, Estonia, Hungaria, Irlandia, Finlandia, Latvia, Macedonia, Norwegia, Rumania dan Swedia mengusir seorang diplomat Rusia.