Senin, 6 Oktober 2025

Mengapa Trump tak ucapkan selamat ke Putin, padahal 'menang besar' di Pilpres Rusia?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak memberi ucapan selamat atas terpilihnya kembali Vladimir Putin sebagai pemimpin Rusia. Sejumlah

Gedung Putih tidak memberikan ucapan selamat kepada Vladimir Putin, yang kembali terpilih sebagai presiden Rusia, dan hingga Selasa (20/03) belum ada tanda-tanda Presiden Donald Trump akan mengeluarkan ucapan selamat tersebut.

Juru bicara Presiden Trump, Hogan Gidley, menjelaskan bahwa penyebab utama tiadanya ucapan selamat adalah karena Putin dipastikan terpilih kembali sebagai presiden dan 'karenanya tidak akan ada kejutan dari hasil pilpres' di Rusia.

Ia menambahkan pada hari Senin tidak ada agenda Presiden Trump untuk menghubungi Presiden Putin melalui sambungan telepon.

"Kami tidak terkejut dengan hasil pemilihan," kata Gidley, Senin (19/03) petang waktu setempat, kepada para wartawan di atas pesawat terbang kepresidenan Air Force One, yang membawa rombongan Presiden Trump ke New Hampshire.

Meski demikian, Gidley mengatakan Amerika Serikat akan tetap bekerja sama dengan Rusia di sektor-sektor yang memungkinkan kolaborasi antara kedua negara.

"Kami akan mempererat hubungan dengan Rusia dan tentu akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan ketika Rusia mengancam kepentingan kami," jelas Gidley.

"Kami juga akan terus berupaya bekerja sama dengan Rusia di sektor-sektor yang menjadi kepentingan Amerika," tambahnya.

Aparat penegak hukum di AS saat ini sedang mendalami kemungkinan campur tangan Rusia di pemilihan presiden AS 2016 yang dimenangkan oleh Trump.

Aparat AS sudah menjatuhkan sanksi terhadap 19 warga dan lembaga Rusia dengan tuduhan melakukan campur tangan dalam pilpres dan melakukan serangan siber.

Dari 19 yang mendapat sanksi, 13 di antaranya sudah didakwa bulan lalu oleh pengacara khusus Departemen Kehakiman AS, Robert Mueller, yang menyelidiki dugaan bahwa Rusia campur tangan dalam pilpres AS untuk membantu kemenangan Trump.

Sikap Inggris dan Jerman

Selain Trump yang tak memberi ucapan selamat, negara-negara Barat juga dikatakan lamban mengirim ucapan selamat atas kemenangan Putin.

Theresa May
Getty Images
Pemerintah Inggris pimpinan PM Theresa May menuduh Rusia berperan dalam serangan gas syaraf terhadap eks agen ganda Rusia di Inggris.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, menurut media di negara tersebut, menelepon Putin, tapi tidak untuk mengucapkan selamat. Macron dilaporkan hanya berharap Putin sukses menerapkan modernisasi di Rusia.

Sekretaris Presiden Putin memberikan versi yang berbeda dengan mengatakan Macron 'mengucapkan selamat'.

Pemerintah Inggris yang tengah terlibat sengketa diplomatik dengan Rusia terkait dengan serangan zat syaraf terhadap eks mata-mata ganda Rusia di Inggris, yang oleh Inggris dikatakan 'ada peran Rusia' dalam kasus ini, belum juga mengirim ucapan selamat ke Putin.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved