Khawatir Terhadap Rusia, Swedia Peringatkan Warganya Antisipasi Kemungkinan Perang
"Tidak hanya pasukan militer, tapi juga seluruh lapisan masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi konflik,"
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Swedia dikabarkan mulai memperingatkan warganya untuk mengantisipasi kemungkinan pecahnya perang, menyusul kekhawatiran atas agresi Rusia.
Otoritas Swedia berencana untuk menerbitkan kembali pamflet era Perang Dunia II yang berisi imbauan untuk warga tentang bagaimana merespons situasi perang.
Baca: Model 18 Tahun Ini Lelang Keperawanan Demi Biaya Kuliah dan Rumah untuk Orangtua
Berjudul 'Jika Krisis Perang Datang...', pamflet tersebut menjelaskan semua hal mengenai cara berpartisipasi dalam upaya pertahanan negara di kala krisis perang terjadi.
Termasuk di antaranya adalah sejumlah tips atau saran soal bagaimana menyimpan persediaan bahan makanan dan minuman, juga pakaian dan selimut, selama krisis terjadi.
Baca: Amerika Serikat Potong Dana Bantuan Untuk Palestina Sebesar Rp 870 Miliar
Tak hanya itu, pamflet tersebut juga memberi penjelasan seputar bagaimana menanggapi serangan teror, bencana alam, dan informasi palsu atau propaganda menyesatkan.
Rencananya, pamflet persiapan krisis perang itu akan dibagikan ke 4,7 juta keluarga di Swedia mulai akhir Mei mendatang.
Baca: Tak Kalah Dahsyat, Ini Balasan Korea Utara Setelah Kim Jong Un Diolok-olok Donald Trump
"Tidak hanya pasukan militer, tapi juga seluruh lapisan masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi konflik," jelas Christina Andersson dari Badan Kontijensi Sipil Swedia (MSB).
Menurut Andersson, penerbitan kembali pamflet tersebut sebenarnya dipicu situasi di kawasan Baltik.
Swedia sedang mengkhawatirkan motif Rusia di balik penggabungan (aneksasi) Krimea ke Federasi Rusia dan dukungan terhadap kelompok separatis Ukraina.
Baca: Kim Jong Un Dikenal Sebagai Sosok Humoris di Mata Teman Sekolahnya
Keputusan Rusia untuk melakukan pelatihan mliter di daerah Baltik dan Skandinavia juga dikatakan ikut menimbulkan kegelisahan Swedia.
Merespons hal tersebut, Swedia sempat menaikkan anggaran kemiliterannya dan menempatkan kembali pasukan militernya di Gotland, sebuah pulau di Laut Baltik. (National Post/News.com.au)