Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu: Palestina Harus Hadapi Kenyataan
Akibat keputusan tersebut, kekerasan meletus di dekat kedutaan AS di Lebanon dan tempat lain pada hari Minggu (10/12/2017).
- Aksi demonstrasi juga terjadi di Kairo dan Rabat, ibu kota Maroko
- Di wilayah Palestina sendiri demonstrasi berlanjut sementara Israel mengatakan telah meledakkan terowongan di Gaza, yang disebut-sebut sedang digali untuk memungkinkan serangan militan
- Ribuan orang berdemonstrasi di luar kedutaan AS di ibukota Indonesia, Jakarta, beberapa spanduk melambai bertuliskan "Palestina ada di hati kita"
- Sebuah benda terbakar dilemparkan ke sebuah rumah ibadat di kota Gothenburg, Swedia, pada Sabtu malam, yang menurut polisi merupakan usaha pembakaran yang gagal
Di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada sebuah demonstrasi besar di Istanbul bahwa dia tidak akan meninggalkan Yerusalem untuk sebuah negara yang "membunuh anak-anak".
Netanyahu mengatakan bahwa pemimpin Turki telah "menyerang Israel".
"Saya tidak terbiasa menerima ceramah tentang moralitas dari seorang pemimpin yang mengebom desa Kurdi di negara asalnya, Turki, yang memenjarakan wartawan, membantu Iran mengatasi sanksi internasional dan yang membantu teroris, termasuk di Gaza, membunuh orang-orang yang tidak bersalah," tambahnya.
Erdogan telah menggambarkan Yerusalem sebagai isu "garis merah" bagi umat Islam dan memperingatkan Turki dapat mengakhiri hubungan diplomatik dengan Israel mengenai masalah tersebut.
Turki dan Israel hanya memulihkan hubungan diplomatik tahun lalu, enam tahun setelah Turki memotong hubungan dalam demonstrasi atas pembunuhan sembilan aktivis Turki pro-Palestina dalam bentrokan dengan pasukan komando Israel di sebuah kapal yang berusaha mematahkan blokade angkatan laut Israel di Gaza.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber: BBC