Senin, 6 Oktober 2025

AS akan menjadi negara pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Raja Arab Saudi mengatakan pengakuan Yerusalem akan menjadi "provokasi terang-terangan terhadap Umat Islam"

Reaksi para pemimpin negara Arab itu antara lain:

  • Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas "memperingatkan konsekuensi berbahaya keputusan itu terhadap proses perdamaian [antara Israel dan Palestina] dan terhadap kedamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan serta dunia"
  • Raja Abdullah dari Yordania berkata keputusan itu akan "mengacaukan upaya mengembalikan proses perdamaian" dan memprovokasi Umat Islam. Yordania bertindak sebagai pelindung situs suci agama Islam di Yerusalem
  • Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi meminta Presiden Trump "[agar] tidak memperumit situasi di kawasan

Sementara itu, para pegawai pemerintah AS dan keluarga mereka dilarang melakukan perjalanan pribadi di Kota Tua Yerusalem dan Tepi Barat karena alasan keamanan, menjelang kemungkinan terjadinya unjuk rasa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara itu.

Dan Ismail Haniya, pimpinan kelompok Islamis Hamas yang menguasai Gaza, berkata kepindahan kedubes dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan melanggar "semua batas"

Perancis, Uni Eropa, dan Liga Arab juga telah menyampaikan kekhawatiran.

Menteri Intelijen Israel, Israel Katz, berkata kepada radio militer Army Radio atau Galei Tzahal bahwa ia mengharapkan Presiden Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negaranya. Ia juga menambahkan, Israel "bersiap untuk segala kemungkinan", termasuk pecahnya kekerasan.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved