Tragedi Kemanusiaan Rohingya
PBB: Myanmar Blokir Akses Bantuan Kemanusiaan untuk Rohingya
Myanmar dilaporkan menutup akses badan-badan PBB untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Rohingya.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Myanmar dilaporkan menutup akses badan-badan PBB untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Rohingya.
PBB menghentikan distribusi bantuan kemanusiaan atas krisis di Rakhine, Myanmar, setelah konfrontasi antara milisi Rohingya dan pasukan militer Myanmar pecah.
Kantor Misi Diplomatik PBB di Myanmar melaporkan bahwa penghentian dilakukan karena adanya "pembatasan akses" oleh pemerintah setempat.
"Situasi keamanan setempat dan pembatasan akses oleh pemerintah terhadap kunjungan lapangan telah membuat kami tidak bisa mendistribusikan bahan bantuan," demikian pernyataannya.
Baca: Menlu Retno Disambut Jenderal Dalang Pembantaian Rohingya, Bahas Keadaan Rakhine
Otoritas setempat juga dikatakan tidak memberikan izin kepada pihak PBB untuk beroperasi.
"PBB terus menjalin kontak dengan otoritas setempat untuk memastikan bahwa operasi bantuan kemanusiaan bisa dilanjutkan sesegera mungkin," lanjut pernyataan tersebut.
Padahal, PBB memasok bahan bantuan pokok seperti makanan, minuman, dan obat-obatan untuk ribuan warga sipil yang berada di daerah konflik.
Selama pemblokiran akses masih dilangsungkan, bantuan kemanusiaan dialirkan ke titik-titik lain di Rakhine.
Baca: Soal Rohingya, Wiranto: Tidak Usah Diributkan di Dalam Negeri
Komite PBB untuk pengungsian (UNHCR), dana penduduk (UNFPA), dan dana anak-anak (UNICEF) mengatakan telah menghentikan distribusi bantuan selama lebih dari seminggu.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) juga mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan distribusi makanan ke sejumlah daerah di Rakhine.
Penghentian tersebut membuat banyak korban konflik terlantar tanpa makanan.
Sebanyak 16 organisasi non-pemerintah lain yang turut berpartisipasi dalam pendistribusian bantuan juga mengeluhkan pemblokiran akses ke area konflik yang diberlakukan pemerintah itu.
Baca: Mendagri Berharap Aksi Solidaritas Rohingya Tak Gangu Kerukunan di Indonesia
"Kami sangat mengkhawatirkan nasib dari ribuan orang yang terdampak aksi kekerasan ini," ucap juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Pierre Peron.
Situasi di Myanmar memanas sejak Agustus lalu akibat konfrontasi antara umat Budha dan muslim Rohingya.
Nyaris sebanyak 400 orang telah terbunuh dalam konflik dan konfrontasi militer di negara tersebut hingga akhir Agustus.
Sedangkan, lebih dari 2.600 desa di Rakhine, Myanmar, dibakar habis dalam aksi yang paling mematikan dalam sejarah kekerasan terhadap minoritas muslim selama beberapa dekade ini. (The Guardian)