Pemerintah Guam Pastikan Keselamatan Warga Jika Korea Utara Tembakkan Rudal
Pemerintah daerah Guam memastikan akan melakukan yang terbaik untuk menjaga keamanan masyarakat
Warga di ibu kota Guam, Hagatna, dikabarkan telah menggelar aksi doa bersama, yang diikuti oleh sekitar 100 orang umat lintas agama.
Misa yang diadakan di sejumlah gereja di wilayah berpenduduk mayoritas Katolik itu, Minggu (13/8/2017), pun mendoakan agar konflik melibatkan AS dan Korea Utara segera reda.
"Kami berdoa agar Tuhan menyentuh hati Kim Jong Un," ucap seorang warga, Dora Salazar.
Menurut Pastor Mike Crisostomo, penggerak doa bersama itu, satu-satunya yang bisa dilakukan warga Guam atas rencana peluncuran rudal itu adalah berdoa dan menguatkan iman.
"Ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa Guam memang sebuah daerah yang kecil, tapi iman percaya kami besar," kata Crisostomo.
"Saya mengajak siapa saja untuk ikut doa bersama dan melihat bahwa kehancuran akan terjadi setelah rudal itu diluncurkan. Jadi, demi iman kita, mari terus berdoa dan berdamai," lanjutnya.
Sedangkan, Presiden AS Donald Trump telah menghubungi Gubernur Guam Eddie Baza Calvo soal rencana peluncuran rudal oleh Korea Utara itu.
Kepada Calvo, Trump menjamin keselamatan Guam dan bahkan mengatakan bahwa pariwisata Guam akan naik berkali-kali lipat atas ancaman tersebut.
"Saya hanya ingin menyampaikan salam hormat dan menyatakan bahwa AS bersama Guam. Daerah itu akan 100 persen aman," tutur Trump melalui panggilan telepon.
"Sekarang seluruh dunia membicarakan soal Guam. Pariwisata Guam pasti akan naik sampai 10 kali lipat," katanya lagi.
Persiapan peluncurkan empat rudal ke Guam dilakukan Korea Utara di tengah memanasnya hubungan negara tersebut dengan AS.
"Pasukan Khusus Tentara Rakyat Korea (KPA) tengah memeriksa secara teliti rencana operasional untuk melakukan peluncuran rudal di sekitar Guam," demikian pernyataan dari juru bicara KPA.
Menurut pernyataan tersebut, rudal yang akan diluncurkan adalah rudal balistik jarak sedang sampai jauh Hwasong-12.
Disebutkan tujuan peluncuran rudal tersebut untuk "menekan pangkalan militer besar AS di Guam", termasuk di antaranya Pangkalan Udara Anderson.
AS diimbau untuk menghentikan provokasi militernya yang nekat terhadap Korea Utara.
Berdasarkan pernyataan Panglima Pasukan Khusus KPA, Jenderal Kim Rak Gyom, peluncuran rudal dilakukan karena itulah opsi terbaik untuk menanggapi Presiden AS Donald Trump.
"Berdialog sangat tidak mungkin dilakukan dengan pria yang tak jelas itu. Hanya melalui paksaan seperti ini yang bisa," kata Kim. (NHK/New.com.au/AP)