Begini Cara Para Wanita Cantik dan Seksi Ini Bekerja di 'Chat Online' Berbayar, hingga Telanjang
"Banyak pelanggan yang mencari cinta. Mereka menginginkan sebuah hubungan. Beberapa pelanggan ingin Anda memanggil nama mereka.
Geografi juga penting, jadi para model bisa berbicara soal tempat asal pelanggannya.
"Juga tempat-tempat eksotis," kata Andrea. "Ini bukan hanya sebuah bisnis seks seperti yang dipikirkan beberapa orang - para model harus berbicara dengan pelanggan seolah-olah mereka memiliki hubungan online yang normal. Mampu mendiskusikan banyak hal akan membawa kenyamanan bagi kedua belah pihak."
Studio 20 adalah studio webcam terbesar di dunia. Mereka memiliki sembilan cabang di Rumania, termasuk yang mempekerjakan "cam-boy" yang melayani pasar gay. Cabang lainnya berada di kota Cali, Budapest dan Los Angeles.
Tidak semua model bekerja dari studio. Sandy Bell - seorang sarjana dengan dua gelar universitas - adalah segelintir perempuan yang melakukan bisnis ini dengan kamera komputer dari rumah. Ia memperoleh penghasilan sekitar 100 euro atau Rp1,5 juta per hari saat ia online untuk menambah penghasilannya sebagai desainer interior.
Salah satu keuntungan menjalankan bisnis independen - dan berhubungan langsung dengan perusahaan web hosting - adalah bahwa ia memperoleh persentase yang lebih besar dari uang pembayaran pelanggan.
"Kebanyakan dari mereka adalah pria-pria yang baik, bukan orang gila," katanya.
"Ada banyak pelanggan yang mencari cinta. Mereka menginginkan sebuah hubungan. Beberapa pelanggan ingin Anda memanggil nama mereka. Atau berbicara dengan mereka saat Anda berdansa atau menari telanjang. Saya sangat jujur dengan mereka - mereka tahu saya punya pacar, dan mereka tahu kami tidak akan berhubungan seks dalam kehidupan nyata. "
Kekasih Sandy Bell tinggal bersamanya di sebuah apartemen di pinggiran kota Bukares. Ia tahu apa yang pacarnya lakukan, tapi orang tuanya tidak. Hal yang biasa dalam industri ini - bahkan untuk para pemilik studio - mereka menyembunyikan pekerjaan mereka dari keluarga dan teman-temannya. Tak heran bahwa mereka yang berbicara dengan BBC di Bukares lebih suka menggunakan nama yang mereka gunakan di webcam, atau hanya nama depan.
Tak seperti kebanyakan orang yang bergelut di industri seks, Sandy Bell tidak khawatir akan keselamatannya sendiri.
"Apa yang bisa dilakukan pelanggan terhadap saya? Jika ia melampaui batas atau bahkan jika ia tidak sopan kepada saya, saya cukup mengklik mouse dan menghentikannya. Dan saya bisa berbicara dengan admin di situs web dan mereka memblokir alamat IP itu, jadi pria itu tidak akan pernah bisa masuk lagi meski ia mengubah nama panggilannya."
"Maksud saya, orang-orang itu berada ribuan kilometer jauhnya dari saya. Mereka tidak menyentuh kita- tidak ada yang menyentuh kita. Kita online sendirian dan kita bekerja online sendirian. Ini tidak ada kaitannya dengan prostitusi."
Apakah Sandy Bell adalah seorang korban? Ia mengatakan dirinya bukan korban, meski para feminis seperti Irina Ilisei mengatakan persoalannya lebih pelik dari kelihatannya.
"Apakah kita berbicara tentang para perempuan yang dipaksa melakukan ini? Apakah memang mereka yang memilih pekerjaan itu? Atau mungkin mereka melakukannya karena mereka dimanipulasi secara psikologis, atau karena ketiadaan stabilitas ekonomi? Mungkin kombinasi dari semua faktor tersebut."
Ilisei yakin faktor-faktor yang mendorong terjadinya bisnis itu adalah tingkat kehamilan yang tinggi di kalangan remaja Rumania, dan fakta bahwa 30% dari mereka yang lulus dari universitas tidak dapat menemukan pekerjaan.
