Selasa, 30 September 2025

Remaja Putri Ini Berangkat ke Suriah Gabung ISIS Karena Terpengaruh Melalui Chat di Internet

Mereka ditemukan di satu terowongan dan seorang tentara Irak merekam penemuan mereka, yang videonya beredar di media sosial sejak akhir pekan.

Editor: Hasanudin Aco
Kompas.com/ telegraph
Dalam salah satu foto yang diunggah ke media sosial ini terlihat remaja perempuan yang diduga kuat adalah Linda W (16) asal Jerman dikelilingi tentara Irak yang menemukannya di Kota Tua Mosul.(Telegraph) 

Faktor 'pesona ISIS'

Ia megubah namanya menjadi Mariam dan mengunggah foto-fotonya yang mengenakan kerudung atau jilbab di Facebook.

"Saya sungguh sangat sedih dan terpukul oleh kenyataan bahwa ia telah dicuci otak dan mau dibujuk untuk meninggalkan Jerman," kata sang ibu kepada para wartawan.

Linda bukan satu-satunya warga Jerman yang bergabung dengan ISIS di Irak atau Suriah.

Data yang diperoleh koran Frankfurt Rundschau menyebutkan ada 930 warga Jerman yang pindah ke Irak atau Suriah mulai 2012, 20% di antaranya adalah perempuan, 5% tergolong anak di bawah umur.

ISIS aktif merekrut anak-anak muda Eropa untuk bergabung dengan mereka. Selain melalui chat rooms, ISIS juga aktif merekrut pendukung melalui platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.

Analis mengatakan di Twitter saja terdapat tak kurang dari 70.000 akun pendukung ISIS. Setiap bulan mereka mengirim puluhan ribu pesan atau propaganda.
Tempat yang 'bisa menerima'

Pada awal Februari 2015, tiga siswi sekolah menengah di London bergabung dengan ISIS di Suriah, yang membuat gempar banyak pihak. Mereka diyakini menikah dengan pendukung ISIS dan menetap di Raqqa.

Alyas Karmani, pegiat di Bradford, Inggris, yang banyak berkecimpung di kegiatan deradikalisasi mengatakan ada pull factor atau faktor penarik yang membuat anak-anak muda jatuh ke ISIS.

"Yang pertama adalah anak-anak muda di Eropa merasa Islam dan Muslim sering dipojokkan, diperlakukan dengan tidak adil. Muslim didiskriminasi dan media sangat negatif terhadap Islam," kata Karmani kepada BBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Kondisi ini membuat anak-anak muda merasa Islam dan Muslim tidak diterima di Barat dan mencari tempat yang bisa menerima mereka.

Faktor kedua adalah dampak dari kebijakan luar negeri negara-negara Barat di Timur Tengah dan Afghanistan yang menewaskan banyak warga sipil. Anak-anak muda marah dengan dampak tersebut dan mereka menuntut semacam pertanggungjawaban.

Dan faktor ketiga adalah pemahaman agama yang dangkal, kata Karmani.

Mosul sudah direbut tentara Irak sementara di Raqqa -yang sering disebut sebagai 'ibu kota kekhalifahan Islam- ISIS dan pendukungnya makin terpojok.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan