Kamis, 2 Oktober 2025

Pemuda Bhinneka: Indonesia Harus Bersikap soal Penindasan Muslim Rohingya

Mereka memprotes aksi kejahatan manusia dan pembunuhan massal terhadap muslim Rohingya di Negara pimpinan Aung San Suu Kyi tersebut.

Penulis: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Ratusan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar untuk Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Ratusan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar untuk Indonesia di Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016).

Mereka memprotes aksi kejahatan manusia dan pembunuhan massal terhadap muslim Rohingya di Negara pimpinan Aung San Suu Kyi tersebut.

Meski sempat terhenti untuk menjalankan ibadah shalat Jumat, aksi solidaritas yang digelar marathon sejak pukul 10.00 pagi tersebut tetap berjalan dengan ramai sampai sore hari.

Dalam orasinya, Koordinator Pemuda Bhineka, Niko Efriza, menegaskan bahwa aksi solidaritas tersebut bukanlah aksi yang fokus pada isu agama, melainkan fokus pada isu genosida dan kejahatan kemanusiaan yang diduga terjadi di Myanmar.

“Ini gerakan kemanusiaan, kami berasal dari berbagai elemen, bukan cuma Islam. Yang kami kutuk adalah kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Myanmar,” ujar Niko.

Niko menjelaskan, Indonesia sebagai negara hukum yang dalam konstitusinya menegaskan bahwa tujuan kemerdekaannya adalah menghapuskan segala bentuk penjajahan diatas bumi, maka wajib menolak apa yang dilakukan militer Myanmar.

“Indonesia harus menegaskan sikap, Ini bentuk penindasan dan penjajahan terhadap hak hidup manusia,”tambah Niko.

Dia pun mendesak agar pemerintah Myanmar segera menghentikan kejahatan manusia terhadap Muslim etnis Rohingya.

Jika tidak, maka Niko meminta Pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk segera mengkaji pemutusan hubungan diplomatik dengan Myanmar.

“Kalau ini berlanjut, maka Negara harus berhenti menjalin hubungan diplomatik dengan negara yang tak memandang HAM seperti Myanmar,” tegas Niko.

Dalam aksi damai itu, hadir juga elemen-elemen lain seperti PII, HIMAH Al Wasliyah, Kobar, Garis, dan mahasiswa Universitas Jayabaya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved