Kamis, 2 Oktober 2025

Berawal dari Facebook, Nyawa Gadis Cantik Ini pun Melayang, Simak Kisahnya

Bukan cuma di dunia nyata saja, Amanda banyak menghabiskan waktu bergaul di dunia maya.

Editor: Hasanudin Aco
ctvnews
Kisah tragis Amanda berawal dari jejaring Facebook. 

Amanda merasa mendapatkan teman yang bisa mendengarkan keluh-kesahnya, berbagi beban penderitaan hidup yang baru ia alami, dan menumbuhkan kembali senyum di wajah Amanda. Suatu ketika, mereka saling suka.

Namun lagi-lagi Amanda melakukan tindakan ceroboh. Sang pria yang sudah mempunyai kekasih meminta Amanda untuk datang ke rumah ketika kekasih pria itu sedang pergi berlibur beberapa hari. Di rumah tersebut, mereka berdua melakukan hubungan badan.

Seperti bom yang akhirnya meledak, pesan singkat yang dia terima dari kekasih pria itu seminggu kemudian berisi caci maki terburuk yang pernah diterima oleh gadis berusia 13 tahun. Bukan itu saja, di hadapan sekitar 50 teman sekolah barunya, kekasih sang pria bersama 15 teman –termasuk pria yang meniduri Amanda—mencaci-maki Amanda. “Lihatlah! Tidak ada yang menyukaimu di dunia ini!” cemooh mereka.

Beberapa orang juga mendorongnya sampai terjatuh, bahkan meninjunya. Ada beberapa orang yang merekam kejadian itu dengan telepon gengamnya. Amanda hanya bisa menangis. Sampai akhirnya beberapa guru dan ayah Amanda datang dan membawanya pulang.

Kekalutan Amanda sudah sampai pada puncaknya. “Aku sangat ingin mati,” kata Amanda dalam catatannya. Sesampai di rumah, Amanda menenggak cairan pemutih pakaian (bleach). Orangtua Amanda menemukan putrinya dalam keadaan sekarat dan langsung melarikannya ke rumah sakit. Nyawanya tertolong.

Sesampai di rumah, Amanda tidak menemukan satu pun alasan untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan keputusannya untuk mengakhiri hidup dengan meminum cairan pemutih pun menjadi olok-olok di dunia maya. Muka Amanda dengan botol pemutih tersebar di mana-mana, dengan kata-kata ejekan yang menyakitkan. Di Facebook-nya pun banyak olok-olok, bahkan menyarankan Amanda untuk meminum cairan pemutih pakaian jenis lain supaya “berhasil” bunuh diri.

Perundungan itu terjadi selama berbulan-bulan, cacian demi cacian yang buat mereka menyenangkan; semakin menyakitkan semakin banyak yang dibuat tertawa. Gadis 13 tahun mana yang mampu menyandang beban malu sebesar itu?

Video diri

Amanda sudah tidak mampu lagi bertemu orang di luar sana. Dia berhenti sekolah, hidupnya hanya untuk menyesali diri. Orangtuanya sudah berusaha memperbaiki psikis putrinya dengan membawanya ke sekolah khusus, mendatangkan psikiater, namun percuma. Amanda sudah tercabik terlalu parah.

Percobaan bunuh diri terus saja dilakukan Amanda, dengan mencoba menyayat pergelangan tangannya. Obat anti-depresan menjadi sahabat sejati Amanda, sampai akhirnya dia overdosis dan kembali dilarikan ke rumah sakit.

Nyawanya kembali tertolong. Amanda kembali ke rumah, namun jiwanya sudah lama mati. Di tengah tekanan yang sudah sedemikian parah, pada 7 September 2012, Amanda memutuskan untuk menceritakan kepada dunia apa yang dia rasakan.

Dia membuat video diri. Di video hitam-putih berjudul “Amanda Todd's Story: Struggling, Bullying, Suicide, Self Harm” yang berdurasi sekitar 9 menit ini, Amanda bercerita tentang kisah pilu hidupnya melalui tulisan di atas lembaran kartu berukuran sekitar 15x10 cm.

Dukungan moral kepada Amanda tidak mampu membendung perundungan yang semakin hari justru makin hebat. Akhirnya, pada hari Rabu, 10 Oktober 2012, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-16, dia kembali memutuskan untuk bunuh diri. Jasadnya ditemukan tergantung di kamarnya, Port Coquitlam, Kanada.

Kini sang ayah, Norm Todd, harus datang sendirian ke studio tato untuk membuat tato simbol kekuatan di lengannya. Hal terakhir yang bisa dia lakukan untuk putri tercintanya.

Mengejar Mr.X

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved