Vatikan Larang Umat Katolik Simpan Abu Jenazah, Ini Sebabnya
Gerhard Muller menegaskan bahwa menyebarkan abu di udara, tanah, air, atau mengubahnya menjadi objek
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Ada alasan tersendiri mengapa Vatikan melarang umat Katolik untuk menyimpan atau menabur abu jenazah.
Larangan tersebut sempat mengejutkan publik, sebab seringkali abu jenazah disimpan sebagai kenangan bagi keluarga atau orang terkasihnya.
Namun, menurut Vatikan, abu jenazah semestinya diperlakukan secara terhormat seperti jenazah utuh, yaitu disemayamkan sesuai petunjuk gereja.
Abu hasil pembakaran jenazah atau kremasi harus disimpan di tempat yang disucikan atau tersendiri, seperti dalam kuburan.
Meski Katolik tidak melarang kremasi, namun Vatikan menekankan bahwa penguburan jenazah adalah opsi yang lebih baik ketimbang kremasi.
"Manusia berasal dari tanah dan seharusnya kembali ke tanah," kata Kardinal Italia Gerhard Muller.
Lagipula, terkadang penyimpanan abu jenazah dianggap dapat menjadi "berhala" bagi keluarga atau orang terkasih yang telah tiada itu.
Karena itu, Gerhard Muller menegaskan bahwa menyebarkan abu di udara, tanah, air, atau mengubahnya menjadi objek memorabilia dilarang.
Menyimpan abu jenazah di dalam sebuah guci di rumah juga dilarang sesuai instruksi yang sudah disetujui Paus Fransiskus itu.
Larangan tersebut telah disahkan sejak Maret lalu dalam dokumen berjudul Ad Resurgendum cum Christo, yang ditandatangani Paus Fransiskus.
Segala instruksi di dokumen itu akan resmi diberlakukan sebelum peringatan Hari Arwah pada 2 November, yaitu saat umat Katolik mendoakan kerabat mereka yang meninggal dunia.(The Guardian/Sydney Morning Herald)