Kamis, 2 Oktober 2025

Masjid di Tulang Bawang Barat dibangun tanpa kubah dan menara

Bupati Tulang Bawang Barat mengakui bahwa bentuk Masjid 99 Cahaya ini sempat dipertanyakan karena tak seperti masjid pada umumnya.

Sebuah proyek budaya ambisius sedang berlangsung di Tulang Bawang Barat atau Tubaba.

Kabupaten baru di Provinsi Lampung itu bercita-cita merumuskan identitas budaya sendiri, sebagai kabupaten yang mayoritas penduduknya adalah transmigran.

Proyek itu ditandai dengan pembangunan dua gedung monumental di kompleks yang sama: Masjid 99 Cahaya dan Sesat Agung atau balai adat.

Seorang arsitek bernama Andramatin adalah perancang kedua bangunan yang dikelilingi danau buatan itu.

"Masjid dirancang vertikal dan Sesat Agung horisontal, melambangkan prinsip hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama, yang merupakan prinsip Islam," ujar Andramatin.

Pawai budaya menjadi bagian dari peresmian Masjid 99 Cahaya dan Sesat Agung.

Yang unik, mesjid itu tidak berkubah dan tak bermenara seperti lazimnya, dan tak juga memasang kaligrafi Allah di pucuknya.

"Toh pada masa awal Islam juga tak ada kubah dan lain-lain itu," kata Andramatin.

Peresmian kedua ikon Tubaba ditandai Selamatan Budaya, acara kebudayaan dua hari yang berlangsung pada Selasa (11/10) dan Rabu (12/10).

Selamatan Budaya menampilkan pawai budaya 103 desa, pameran lukisan, konser musik, pementasan teater, peragaan busana, pembacaan puisi dan karya sastra.

Pawai juga menampilkan baju adat dari berbagai kelompok masyarakat yang membentuk Tubaba, yakni masyarakat asli Lampung, serta transmigran Jawa dan Bali.

Pawai budaya menampilkan pakaian adat masyarakat yang tinggal di Kabupaten Tubaba.

Bupati Tubaba, Umar Ahmad, mengatakan, "Memang beberapa kalangan mempertanyakan bentuk masjid, tapi saya beri penjelasan. Mereka menerima dan bangga, karena bangunan itu unik dan bisa menjadi model bagi daerah lain."

Umar menjelaskan proyek berbiaya lebih dari Rp50 miliar ini memang berisiko hanya ramai di awal jika tak ada program lanjutan.

"Sesat Agung harus terus dihidupkan sebagai tempat melestarikan budaya di satu sisi, dan di sisi lain menciptakan budaya baru. Karenanya akan didatangkan berbagai seniman untuk mendorong upaya-upaya ini."

Penyair Lampung, Isbedy Setiawan mengamini.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved