Ramadan 2016
Warga Jepang pun Tertarik Melihat Tata Cara Umat Islam Beribadah
Sejumlah warga Jepang bertanya mengenai masa puasa yang dilakukan kalangan muslim di Jepang.
"Berpuasa di Negeri Sakura Jepang di saat musim panas menjadi pengalaman yang menarik. Selain suhu yang diperkirakan bisa mencapai 33 derajat, letak masjid dan toko halal yang berjauhan juga menjadi tantangan tersendir," kata dia.
Masjid Jamii sebagai salah satu “Islamic Center,” melakukan acara berbuka puasa bersama setiap hari, dengan mengundang Muslim dan non Muslim untuk bisa merasakan bersama-sama tradisi Islam. Kegiatan ini sangat efektif untuk menjelaskan fungsi dan manfaat puasa kepada masyarakat Jepang non Muslim.
"Bahwa puasa juga sebagai refleksi diri, untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, melatih untuk bersabar dan meningkatkan kepekaan sosial dengan memberikan sedekah (bantuan) kepada orang lain terutama fakir miskin dan dhuafa (orang tua dan cacat), berupa berbagi makanan dan minuman saat sahur dan berbuka puasa dan membayar zakat di akhir bulan Ramadan dalam bentuk bahan pokok (misalnya beras) atau uang. Maka dikatakan bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat," ujarnya.
Juga diberikan penjelasan bahwa sejatinya, puasa telah dilakukan sejak zaman dulu, baik oleh umat Islam maupun umat beragama lainnya.
"Berdasarkan penelitian, manfaat puasa selain bisa menyehatkan rohani juga dapat menyehatkan jasmani. Karena di dalam media puasa, bisa membersihkan toksin dan zat-zat yang menumpuk dalam seluran pencernaan, ginjal, dan organ yang lain akibat bahan pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, zat karninogenik dari makanan yang dikonsumsi setiap hari yang dapat menyebabkan kanker," katanya.
Juga asap rokok yang menumpuk bertahun-tahun (baik perokok aktif maupun pasif). Dengan berpuasa inilah, racun-racun di dalam tubuh dikeluarkan dan kerja tubuh melindungi organ-organnya bisa lebih sempurna.