Sabtu, 4 Oktober 2025

WNI Disandera Abu Sayyaf

Pemerintah Filipina Dinilai Gagal Berantas Abu Sayyaf

Namun, kekerasan dan penyanderaan semakin berlarut-larut terjadi.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Personel gabungan TNI-Polri berlarian di Apron Base Ops Lanud Tarakan untuk Mendengarkan pengarahan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmayanto, Senin (18/4/2016). Kunjungan Panglima TNI ke Tarakan dalam rangka melihat persiapan pasukan dalam rangka misi kemanusiaan penyelamatan 14 WNI yang disebar oleh kelompok Abu Sayyaf. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN 

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Usai seorang sandera Abu Sayyaf dieksekusi, pemerintah Filipina dinilai gagal dalam memberantas kelompok tersebut.

Hal itu disampaikan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Filipina, Mayjen (Purn) Ramon J. Farolan.

Menurut kutipan New York Times, Filipina selama ini gencar menyuarakan bahwa pihaknya berupaya tanpa henti menumpas kelompok Abu Sayyaf.

Namun, kekerasan dan penyanderaan semakin berlarut-larut terjadi.

Bahkan, negara-negara lain yang warganya berakhir menjadi korban Abu Sayyaf, seperti Indonesia dan Malaysia, sampai menawarkan bantuan militer.

Tetapi, Filipina bersikeras melancarkan operasi militer sendiri, hingga akhirnya penculikan berakhir dengan pemenggalan seorang sandera.

"Melihat masalah ini berlarut-larut terjadi, tampaknya pemerintah Filipina - tak hanya pemerintahannya, tapi yang sebelumnya juga - telah gagal mengakhiri penculikan bersyarat tebusan oleh Abu Sayyaf," katanya.

Sejumlah ahli dan tokoh politik lain juga mempertanyakan kredibilitas militer Filipina dalam menangani masalah itu.

"Kelompok itu merupakan perompak, bukan pemberontak, jadi harus ditangani secara segera dan tegas," ucap Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay.

Ia pun mendesak agar upaya lebih dilakukan untuk membasmi kelompok Abu Sayyaf. (New York Times/Inquirer)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved