Kisah Dua Demonstran Cantik Jadi Wakil Rakyat di Chile
Kebudayaan patriarkis yang terus bertahan di banyak negara kekinian, kerap menjadi momok menakutkan dan membuat kaum perempuan tak berdaya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, CHILE - Kebudayaan patriarkis yang terus bertahan di banyak negara kekinian, kerap menjadi momok menakutkan dan membuat kaum perempuan tak berdaya.
Kaum perempuan di India dan Indonesia misalnya, yang kerap menjadi korban pelecehan budaya patriarkis plus seksis.
Namun, kedua wanita Chile ini tampaknya ingin membuktikan konstruksi budaya patriarkis itu bisa diruntuhkan.
Adalah Camila Vallejo dan Karol Aída Cariola Oliva, dua wanita muda Chile ini membuktikan kemumpunian kaum perempuan memimpin perjuangan untuk menentang sekaligus mengganti sistem ekonomi, politik, dan budaya yang merugikan masyarakat.
"Kaum muda, lelaki maupun perempuan, harus terlibat aktif dalam politik untuk mengubah pemerintah anti-rakyat menjadi pro-rakyat," tutur Camila Vallejo kepada jurnalis The Guardian, Patrick Kingsley, dua tahun silam.
Kiprah Camila dan Karol berawal ketika masing-masing menjabat sebagai Presiden dan Sekretaris Jenderal Federasi Mahasiswa Nasional Chile, tahun 2011.
Kala itu, keduanya berhasil menggalang demonstrasi yang diikuti ribuan mahasiswa, pelajar, akademisi, kaum perempuan, buruh, dan petani Chile untuk menentang biaya pendidikan yang mahal.
Berbagai teror dan kekerasan fisik mereka alami bersama para comrade-nya. Namun, perjuangan mereka berbuah manis. Kekinian, pendidikan di Chile digelar secara gratis.
Seusai keberhasilan gerakan massa tersebut, keduanya menjadi buah bibir dan dijadikan teladan bagi para orangtua yang memiliki anak-anak.
Kekinian, Camila dan Karol menjadi wakil rakyat yang duduk di dewan legislatif Chile dari fraksi Partai Komunis Chile.
"Dunia alternatif selain yang dikuasai kapitalisme dan imperialisme barat itu adalah mungkin," tutur Camila dalam kesempatan wawancara yang sama.