Senin, 29 September 2025

Kerusuhan Berdarah di Mesir Diperkirakan Meluas

"Rakyat Mesir seharusnya keluar rumah dan mengekspresikan kalau mereka tidak menginginkan apapun selain revolusi yang telah dimulai," kata Qaradawi.

Editor: Rendy Sadikin
KOMPAS.com
Pemakaman Shaima al-Sabbagh, aktivis Mesir yang tewas saat memperingati 4 tahun revolusi 2011, Minggu (25/1/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan berdarah yang terjadi di Mesir diperkirakan akan semakin meluas. Ulama Mesir yang kini berada di Qatar, Yusuf al Qaradhawi bahkan ikut mengeluarkan seruan protes untuk memperingati peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Arab Spring tersebut.

"Rakyat Mesir seharusnya keluar rumah dan mengekspresikan kalau mereka tidak menginginkan apapun selain revolusi yang telah dimulai," kata Qaradawi.

Seruan ini diperkirakan akan disambut oleh para pendukung presiden Mesir yang digulingkan oleh militer, Muhammad Mursi. Kelompok Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung Mursi selama ini memang dikenal sebagai oposisi utama terhadap pemerintah Mesir yang dipimpin Presiden Abdel Fattah el-Sisi.

Dilansir dari AFP, pendukung Mursi disebut sudah turun ke jalan dalam aksi protes yang dilakukan bersama aktivis kiri. Pemerintah Mesir juga disebut sudah menahan 150 aktivis untuk meredakan aksi demonstrasi.

Mamdouh Hamza, aktivis yang dikenal pada revolusi 2011 pun menilai pemerintahan el-Sisi tidak ada bedanya dengan Mubarak. "Ini merupakan pemakaman atas revolusi (2011)," kata Hamza.

"Pembunuh (revolusi) itu tidak hanya telah membunuhnya, tapi juga ikut prosesi pemakaman. Tidak ada kemajuan atau perubahan sejak Sisi mengambil alih," ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Tags
Mesir
Kairo
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan