Deteksi Dini Permasalahan Medis Jamaah, PPIH Gencarkan Kunjungan ke Jemaah Haji
Hingga saat ini, masih banyak jamaah haji Indonesia yang tidak jujur dan terbuka tentang kondisi kesehatannya.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Kholish Chered
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Hingga saat ini, masih banyak jamaah haji Indonesia yang tidak jujur dan terbuka tentang kondisi kesehatannya.
Akibatnya penyakitnya kambuh bahkan semakin parah. Sedangkan perawatan di tanah suci semestinya hanya dalam kondisi emergency.
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, tim medis Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga berupaya untuk melakukan deteksi dini terhadap kondisi jamaah.
Hal ini dilakukan dengan program visitasi (kunjungan medis), tidak hanya untuk jamaah yang sakit, namun juga untuk jamaah yang sehat atau yang tidak merasa ada masalah kesehatan.
"Program visitasi sudah berjalan dalam dua musim haji terakhir. Tentunya kami selalu mengharapkan peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisinya berbeda, walaupun ada penyakit-penyakit yang sama. Tentu ada hal-hal spesifik yang perlu penanganan khusus," kata Kasi Kesehatan PPIH Daker Makkah, dr Muhammad Ilyas, Sp.PD, Sp.P.
Visitasi bukanlah untuk jamaah yang sakit semata. "Kami ingin melakukan deteksi dini dan menangkap gejala atau tanda-tanda pada jamaah yang belum memerlukan pengobatan. Pada tahun 2011, 2012, dan 2013, angka kesehatan dan kematian bisa ditekan," katanya.
Visitasi di kloter sangat memberikan manfaat. Karena tujuan visitasi adalah mengendalikan faktor risiko kesakitan maupun kematian.
"Dengan deteksi dini, kita berharap bisa melakukan tindakan intervensi lebih cepat dibandingkan saat baru masuk laporan saat sudah sakit," katanya.
Namun sekali lagi, langkah visitasi hanya akan berdampak signifikan selama pasien jujur dan patuh. "Walaupun kami visitasi setiap saat, kalau saran tidak ditaati maka kita tidak bisa berharap hasil maksimal," katanya.
Program visitasi dilakukan secara rutin oleh para dokter kloter. Bahkan lobi hotel akan dijadikan salah satu sentra pengobatan kloter.
Dokter yang berada di sektor juga turut membantu secara periodik. Visitasi juga dilakukan terhadap pasien Indonesia yang dirawat di rumah sakit Saudi Arabia.
"Tenaga dokter, ditemani tim sanitasi dan surveillance juga memantau kondisi jamaah di RS Arab Saudi. Walaupun dirawat di sana, tidak berarti kita lepas tangan. Namun kita tidak bisa melakukan tindakan medis, karena sudah menjadi kewenangan penuh RSAS," katanya. (*)