Pemilihan Paus Baru
Inilah 20 Calon Kuat Pengganti Paus Benediktus XVI
Proses pemilihan Paus baru alias konklaf telah dimulai
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Proses pemilihan Paus baru alias konklaf telah dimulai. Proses pemilihan berlangsung dengan sangat rahasia. Tidak ada indikasi bahwa 115 kardinal pemilih, sudah mengantongi nama-nama favorit calon pengganti Paus Benediktus XVI.
Kardinal Milan Angelo Scola dan Kardinal Brazil Odilo Scherer, disebut-sebut punya elektabilitas tertinggi sebagai calon Paus.
Namun, George Weigel, analis Vatikan dari NBC News Vatikan mengatakan, tak kurang dari 20 orang bisa dipilih sebagai Paus, saat pemungutan suara dimulai hari ini, Selasa (12/3/2013) di Kapel Sistine.
Ke-20 orang ini berasal dari daerah sub-Sahara Afrika, hingga Amerika Serikat. Hanya waktu dan kepulan asap putih, yang akan mengungkapkan siapa di antara mereka yang akan muncul sebagai pemimpin 1,2 miliar Umat Katolik di dunia.
Berikut daftar 20 'Pangeran Gereja', yang menurut Weigel bisa dipertimbangkan untuk menjadi Paus berikutnya, seperti dikutip Tribunnews.com dari Nbcnews.com.
1. Angelo Bagnasco (Uskup Agung Genoa, Italia)
Ia mengepalai Konferensi Waligereja Italia. Bagnasco dianggap sebagai intelektual kelas berat, dengan latar belakang mengajar di bidang metafisika.
Pria berumur 70 tahun pernah diancam dibunuh pada 2007, setelah dengan keras menentang pernikahan sesama jenis.
2. Jorge Mario Bergoglio (Uskup Agung Buenos Aires, Argentina)
Ayahnya adalah pekerja kereta api asal Italia. Bergoglio dinilai sebagai seorang konservatif. Ia dilaporkan berada di urutan kedua dalam pemungutan suara konklaf pada 2005, yang akhirnya terpilihlah Benediktus XVI. Pria 76 tahun dianggap sederhana dan rendah hati.
3. Giuseppe Betori (Uskup Agung Florence, Italia)
Ia sempat menjadi kardinal selama satu tahun. Sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi Uskup Italia, Betoria dianggap membangun jembatan penghubung antara Vatikan dan Pemerintah Italia.
Pada 2011, pria berumur 66 tahun luput dari upaya pembunuhan, oleh orang yang punya gangguan emosional.
4. Thomas Collins (Uskup Agung Toronto, Kanada)
Ia menjadi kardinal tahun lalu. Ia adalah seorang sarjana Alkitab. Kepada surat kabar Italia, Collins pernah mengatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Gereja adalah penganiayaan di masyarakat yang semakin sekuler.
Collins (66) dikenal cerdas dan piawai dalam berkotbah. Ia juga pernah membantu menyelidiki kasus pelecehan seks di Irlandia, dan duduk di Dewan Vatikan pada bidang pendidikan.
5. Timothy Dolan (Uskup Agung New York, Amerika Serikat)
Pria bersemangat ini adalah salah satu kardinal paling terkenal di AS, dan memimpin Konferensi Uskup AS.
Vatikan terkesan dengan gaya Dolan (69) yang dinamis, konservatif, dan punya semangat misionaris.
6. Dominik Duka (Uskup Agung Praha, Republik Ceko)
Ia bekerja diam-diam sebagai imam selama 15 tahun, saat pemerintahan komunis berkuasa di Ceko. Kala itu, ia menghabiskan hari-harinya sebagai seorang desainer di pabrik, dan sempat dipenjara setahun ketika komunis menumpas orang-orang beragama.
Duka (66) aktif dalam merebut kembali properti Gereja di Ceko, saat komunis jatuh.
7. Willem Eijk (Uskup Agung Utrecht, Belanda)
Ia menyandang dua gelar doktor, kedokteran dan filsafat. Ia juga ahli bioetika. Eijk (59) pernah mengeluarkan permintaan maaf pada 2011, setelah komisi menemukan gereja di Belanda terlibat kasus pelecehan seks.
8. Peter Erdo (Uskup Agung Esztergom, Budapest, Hungaria)
Kariernya di Gereja dianggap melesat cepat. Ia adalah seorang pengacara kanon. Erdo (60) adalah Kepala Uskup Katolik Eropa, dan kini duduk sebagai anggota salah satu komite di Vatikan.
Di Budapest, ia dikenal suka mendorong misionaris awam mengunjungi setiap rumah di sebuah paroki, untuk mengundang kembali orang-orang murtad ke Gereja.
9. Sean O'Malley (Uskup Agung Boston, Amaerika Serikat)
Dikenal suka memakai sandal dan jubah berkerudung. O'Malley (68) mendapat nilai tinggi dalam hal pembersihan sejumlah kasus pelecehan seks di Boston.
10. John Onaiyekan (Uskup Agung Abuja, Nigeria)
Onaiyekan (69) dinilai memiliki bobot intelektual dan moral yang tinggi. Ia berhasil mendorong pemilihan umum yang demokratis di Tanah Airnya. "Tidak ada yang bisa menghentikan orang Afrika menjadi paus," katanya di Roma, pekan lalu.
11. Marc Ouellet (Mantan Uskup Agung Quebec, Kanada)
Ia adalah seorang teolog ilmiah yang fasih berbicara dalam enam bahasa. Ouellet (68) memiliki banyak pengalaman di Amerika Latin, tempat di mana ia pernah mengajar. Di Vatikan, ia menjabat sebagai direktur staf.
12. George Pell (Uskup Agung Sydney, Australia)
Ia adalah putra pemilik pub, dan dikenal sangat konservatif. Pell (71) sempat 'mengangkat alis' ketika mempertanyakan keputusan Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.
13. Albert Malcolm Ranjith (Uskup Agung Kolombo, Sri Lanka)
Ia memiliki ikatan yang kuat dengan Vatikan, dan dekat dengan Paus Benediktus XVI.
National Catholic Reporter mengatakan, Ranjith (65) terlalu tradisional. Dalam memimpin misa, ia menolak memberikan roti komuni ke tangan umat, melainkan langsung ke mulut.
14. Leonardo Sandri (Pastor sebuah paroki di Argentina)
Pria kelahiran Argentina 69 tahun lalu, adalah seorang diplomat Vatikan. Pada 2000-2007, ia adalah kepala staf Vatikan. Ia sangat disukai, dan bahkan dinilai sebagai orang nomor dua yang lebih baik ketimbang Paus.
15. Robert Sarah (Mantan Uskup Agung Conakry, Guinea)
Sarah (67) kini mengepalai Cor Unum, sebuah badan amal Vatikan. Dia digambarkan sebagai seorang progresif dalam isu-isu keadilan sosial. Ia sangat tegas terhadap gay, kontrasepsi, dan aborsi.
16. Christoph Schonborn (Uskup Agung Wina, Austria)
Ia disebut sebagai salah satu kandidat Paus yang lebih moderat. Schonborn (68) berasal dari keluarga bangsawan, dan fasih berbicara dalam tujuh bahasa.
17. Angelo Scola (Uskup Agung Milan, Italia)
Scola (71) juga mengepalai gereja di Venesia. Iia ahli dalam bioetika, dan telah bekerja secara luas pada hubungan Katolik-Muslim.
18. Odilo Scherer (Uskup Agung Sao Paulo, Brazil)
Ia lahir di Brazil, dan merupakan imigran Jerman. Scherer (63) aktif berkicau di Twitter.
19. Luis Tagle (Uskup Agung Manila, Filipina)
Ia memiliki karisma. Saat berkhotbah, ia bisa membuat orang menangis. Tagle (55) baru menjadi kardinal sejak empat bulan lalu. Sehingga, kans 'bintang Asia' ini menjadi Paus, bisa dibilang sangat kecil, dan mungkin harus menunggu konklaf berikutnya.
20. Peter Turkson (Mantan Uskup Agung Cape Coast, Ghana)
Ia kini mengepalai Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. Turkson (64) dinilai punya kepribadian energik dan supel. (*)