Minggu, 5 Oktober 2025

Serial Yakuza Indonesia

Cara Licik Yakuza Masukkan Narkoba dan Senjata Api ke Jepang (5)

Organisasi sindikat kejahatan Jepang yang biasa dikenal Yakuza, tak lepas dari citra segala macam kejahatan,

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Cara Licik Yakuza Masukkan Narkoba dan Senjata Api ke Jepang (5)
ISTIMEWA
Manabu Miyazaki, penulis buku tentang Yakuza

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi sindikat kejahatan Jepang yang biasa dikenal Yakuza, tak lepas dari citra segala macam kejahatan, termasuk membuat uang palsu, narkoba dan senjata api. Apakah benar mereka melakukan semua hal itu hanya karena tujuannya hanya uang saja, dapat uang sebanyak-banyaknya?

Manabu Miyazaki, pengarang buku "Toppamono" yang terjual 600.000 buku terlaris di Jepang, kepada penulis saat ngobrol di Tokyo Sabtu (19/1/2013) mengungkapkan semuanya. Miyazaki juga anak seorang top bos Yakuza, kelompok Teramura-gumi, yang bermarkas di Fushimi, Kyoto.

“Kalau uang palsu yakuza tidak melakukannya. Itu biasa dilakukan orang China dan bangsa lain,” jelasnya. Mengapa demikian? Karena pembuatan uang palsu memiliki sanksi hukum sangat tinggi, bisa dipenjara 20 tahun dan hal itu tidak seimbang dengan manfaat atau hasil yang diperoleh. Demikian pula teknologi canggih diperlukan untuk memalsukan karena uang Yen atau Dolar AS dibuat dengan berbagai pengaman dan berteknologi tinggi, “Belum lagi tempat pembuatan membutuhkan lokasi yang tidak kecil. Kalau semua dirangkum, cost yang dikeluarkan, termasuk resiko yang didapat kalau ketahuan dan masuk penjara, tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari pemalsuan uang palsu. Lagi pula orang Cina sudah melakukan dan mereka sangat ahli dalam memalsukan uang,” paparnya.

Lalu bagaimana dengan narkoba dan senjata api yang masuk ke Jepang? Ada dua jalur utama pintu masuk ke Jepang yaitu dari Okinawa atau tempat-tempat di mana ada markas besar tentara AS di Jepang, dan juga dari Hokkaido karena dekat dengan Rusia.

“Masuknya pistol atau narkoba banyak cara, misalnya dimasukkan ke dalam ikan tuna yang besar, sehingga tidak ketahuan, seolah hanya memasukkan ikan tuna saja. Atau lewat berbagai cara seorang hanya perdagangan biasa saja. Sedangkan dari tentara Amerika adalah bisnis “belakang” seperti para mafia senjata api yang dilakukan di Amerika juga tetapi lewat para oknum Amerika tersebut, jual beli dapat untung selesai,” paparnya.

Risiko memang masuk penjara juga sama seperti uang palsu, tetapi karena produk jadi, tinggal jual beli dan dapat untung komisi dari sana, serta permintaan untuk membeli senjata api, misalnya, cukup besar di Jepang, yakuza melakukan karena bisa dapat untung besar.

Berarti sebenarnya di dalam kelompok yakuza memiliki berbagai macam persenjataan api, termasuk mungkin senjata api yang canggih, machine-gun, dan sebagainya seperti yang dimiliki kalangan militer biasa. Tinggal negosiasi soal harga saja. Ada permintaan tentu ada penawaran.

Transaksi jual beli berbagai persenjataan dan barang ghelap lain tersebut adalah salah satu dari pilar utama yakuza untuk menghasilkan uang cukup besar. Namun bagi bagi kalangan yakuza tampaknya tidak semudah yang kita perkirakan dalam penggunaan senjata api tersebut karena pasi akan berhadapan dengan polisi yang melakukan pengusutan. Hal pertama, dari uji balistik dan peluru yang ditemukan biasanya polisi mengetahui jenis persenjataan dan di mana atau siapa kira-kira yang memiliki persenjataan tersebut.

Hal kedua, penggunaan senjata api biasanya untuk membunuh dan umumnya perintah dari atasan yakuza yang harus dipatuhi. Sedangkan bawahan yakuza yang mematuhi membunuh biasanya harus loyal dan tutup suara kalau tertangkap, karena di situlah loyalitas sebagai bawahan terlihat dan dapat naik ke tingkat atasan apabila ke luar dari penjara karena dianggap membela mati-matian sampai masuk penjara hanya untuk menyelamatkan organisasi yakuza nya.

Tetapi ada juga kasus pembunuhan oleh yakuza yang terjadi tidak atas perintah atasan atau pimpinan yakuza, biasanya hal tersebut dianggap “mengotori” kelompok yakuza karena akan menyusahkan kelompok yakuza, mengundang polisi datang melakukan pengusutan.

Kalau sudah demikian biasanya pelaku penembakan akan di “PHK” dari kelompok yakuzanya karena seenaknya sendiri melakukan penembakan dan pembunuhan. Masih lumayan kalau di “PHK”, ada pula yang diminta pertanggungjawabannya, maka ada dua solusi bagi dirinya memilih. Pertama potong jari sebagai tanda mengakui kesalahannya, atau kedua bunuh diri, sehingga kelompoknya bersih, tinggal katakan, si itu sudah bunuh diri, case closed. Kalau kabur begitu saja tanpa pamit pimpinannya, malah akan dicari dan dibunuh sesama anggotanya yang dapat perintah dari pimpinannya sebagai bagian dari “pembersihan” kelompoknya.

Begitu ketatnya hukum di dalam yakuza, layaknya sebuah perusahaan yang profesional. Namun kalau Perusahaan bisa dengan mudah kita mengundurkan diri, tetapi masuk menjadi anggota yakuza biasanya seumur hidup, sulit untuk melepaskan diri dari kelompok tersebut. (Bakabon)

INTERNASIONAL POPULER

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved