Kamis, 2 Oktober 2025

Ibadah Haji 2012

Nikmatnya Iman di Tanah Haram (3): Letih Menjadi Nikmat

UJIAN sesungguhnya dimulai dari perjalanan menuju Muzdalifah dan Mina. Sekitar tiga juta jamaah bergerak serentak dengan ratusan bus.

Penulis: Dahlan Dahi
Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Nikmatnya Iman di Tanah Haram (3): Letih Menjadi Nikmat
kemenag.go.id
Bus jamaah haji di Mekkah

Catatan Wartawan Tribun, Dahlan Dahi, dari Mekah

UJIAN sesungguhnya dimulai dari perjalanan menuju Muzdalifah dan Mina. Sekitar tiga juta jamaah bergerak serentak dengan ratusan bus. Kemacetan parah tidak bisa dihindari.

Rombongan kami--termasuk lima sampai enam orang tua--harus berjalan kaki lebih satu kilometer di malam hari, di tengah bising suara bus dan asap knalpot, untuk menjangkau bus yang menghindari kemacetan parah.

Semula bus berjalan lancar. Muzdalifah yang hanya berjarak sekitar sembilan kilometer rasanya hanya urusan beberapa menit saja.

Seperti sudah diduga, kemacetan parah benar-benar terjadi. Bus berhenti total sekitar pukul 23.00 malam. Tidak bisa bergerak sama sekali. Macet total. Jarak Muzdalifah masih sekitar tujuh kilometer lagi.

Setelah menunggu sejam mobil tak bisa bergerak sama sekali, sebagian jamaah menggelar tikar di tepi jalan untuk meluruskan punggung. Sebagian lagi, termasuk kakek-kakek dan nenek, sebagian berkursi roda, nekat berjalan kaki.

Rombongan pejalan kaki itu membawa ransel, menarik tas, membawa selimut, dan aneka perlengkapan. Beberapa orang tua terlihat berjalan terpincang-pincang tapi tetap saja dengan penuh semangat menuju Muzdalifah untuk mengambil kerikil sebagai bekal nanti melontar jumrah di Mina.

Kami tiba di Muzdalifah pada subuh hari atau setelah menempuh perjalanan sekitar delapan jam.

Sepanjang perjalanan tidak ada toilet. Ibu-ibu yang kebelet pipis terpaksa duduk di tepi jalan. Untuk urusan ini, laki-laki lebih gampang.

Dari Muzdalifah, sebagian rombongan kami berjalan kaki menuju perkemahan di Mina. Jaraknya sekitar 12 kilometer. Dengan berjalan kaki, perjalanan ditempuh sekitar 5,5 jam!

Rombongan yang naik bus baru tiba di Mina siang hari atau setelah lebih 12 jam duduk di dalam bus. Dalam perjalanan inilah, seorang jamaah asal Banjarmasin, Ibu Indah, meninggal dunia karena serangan stroke.

Ibu Indah yang sudah tua seperti berniat meninggal di Tanah Suci. Kondisi tubuhnya rapuh karena usia tapi ia ke Mekkah sama sekali tak didampingi seorang pun anggota keluarganya.

Tiba di Mina, rombongan berjalan kaki ke maktab Indonesia. Suhu sekitar 45 derajat Celcius. Udara kering dan panas. Kami menarik tas dan berjalan kaki lebih satu kilometer.

Dua anggota rombongan yang sudah berumur berjalan terpincang-pincang di tengah terik matahari yang panas.

Satu dari nenek itu bernama Ibu Aisyah, jamaah asal Samarinda. Ibu ini luar biasa. Dua hari dua malam hanya minum air putih tapi tetap kuat mengelilingi Kabah tujuh putaran (sekitar tiga kilometer) di tengah terik matahari Mekkah serta melakukan Sa'i tujuh putaran juga (sekitar dua kilometer).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved