Jumat, 3 Oktober 2025

Professor Umebayashi Berani Hadapi Pemasok Ganja

Usianya sudah 79 tahun tapi keberaniannya luar biasa, melebihi anak muda. Selama 15 tahun tinggal di daerah pegunungan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Professor Umebayashi Berani Hadapi Pemasok Ganja
IST
Professor Masnao Umebayashi

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Usianya sudah 79 tahun tapi keberaniannya luar biasa, melebihi anak muda. Selama 15 tahun tinggal di daerah pegunungan utara Thailand, Professor Masnao Umebayashi menanam 22.000 benih pohon biasa untuk penghilauan dan 16.000 benih pohon jeruk nipis.

Setiap harinya, Umebayashi berhadapan dengan para pemasok ganja. Pembibitan yang dilakukannya menghabiskan uang dari kantong pribadi sedikitnya 1,5 juta yen.

Daerah yang dia tanami sebenarnya daerah tumbuhan pohon ganja yang sedikit demi sedikit dia gunduli lalu ditanami bibit pohon untuk penghijauan serta pohon jeruk nipis.

"Tentu saja saya ketakutan. Kalau ketemu muka pasti mungkin saya ditangkap lalu dibunuh mereka," paparnya," saat diwawancarai Tribunnews.com, Senin (15/10/2012) malam.

Lalu mengapa bisa selama sampai saat ini?
"Itu berkat sopir saya orang Thailand yang sangat pintar dan sangat membantu saya dalam segala hal. Dan saat pergi ke lahan pembibitan pohon tersebut tentu siang hari. Kalau sudah mulai sore, wah langsung buru-buru saya kabur pulang. Kadang saya melirik kelihatan para pembibit pohon ganja tapi saya cuek aja pura-pura tidak tahu dan cepat-cepat meninggalkan mereka," ceritanya lagi.

Apabila ketahuan dia mencopoti pohon ganja mereka, pasti saya sudah tidak ada di Jepang lagi saat ini, ungkapnya sambil tertawa, "Mereka sangat beringas, namanya saja para pelaku kejahatan di dunia hitam. Tapi kalau kita bisa pura-pura tidak tahu dan berusaha menjauh maka amanlah. Ini yang sulit dalam praktek di lapangan, sehingga saya selalu sangat hati-hati. Syukurlah dibantu sopir dan teman-teman penduduk setempat yang ikut melindungi saya.".

Kehebatan Umebayashi, saat ini profesor kehormatan Universitas Mie di Jepang, memang memiliki  keberanian luar biasa di tengah kelompok penanam pohon ganja itu. Syukurlah kini menghasilkan penghargaan dari banyak pihak. Mislanya saja pemerintah Thai pernah memberikan penghargaan "Sahabat Thailand" tahun 2000.

Lalu kementerian luar negeri Jepang beserta Universitas Mie memberikan penghargaan pula atas jasa penghijauannya, President Award, tahun 2008, lalu setahun kemudian dia masuk ke dalam 100 orang yang mengubah dunia, acara TV Tokyo yang ternyata paling banyak penggemarnya hingga kini.

Malam ini dia dianugerahi penghargaan khusus Sano Touzaburo, trophy, serta uang tunai dua juta yen. 

Umebayashi sendiri ingin sekali ke Indonesia karena ayahnya pernah menjadi tentara Jepang selama setahun di Surabaya saat berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. "Saya belum pernah ke Inodnesia tapi ingin sekali melihat Indonesia khususnya ke Surabaya  tempat ayah saya dulu berjuang di sana, bagaimana ya keadaannya saat ini," ujarnya sambil bertanya.

Namun suatu waktu apabila ada waktu dan kesempatan mungkin Umebayashi akan ke Indonesia, paparnya lebih lanjut.Namun suatu waktu apabila ada waktu dan kesempatan mungkin Umebayashi akan ke Indonesia, paparnya lebih lanjut.

Umebayashi mengakui sedikit lega karena upayanya pembibitan dan penghijauan yang dilakukan di Thailand ternyata berbuah penghargaan dari pihak internasional, khususnya pada saat pemberian penghargaan Niigata Awards yang kedua kali malam ini. Pertama kali tahun 2010 dan menurut Ketua Panitia Hajime Koizumi , pemberian penghargaan ini akan berlanjut setiap dua tahun sekali.

INTERNASIONAL POPULER

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved