Krisis Libya
Libya Tuding Serangan Udara Nato Tewaskan 9 Warga Sipil
Pemerintah Libya mengatakan pesawat tempur NATO menghantam sebuah kompleks perumahan Minggu (19/6/2011).
TRIBUNNEWS.COM, TRIPOLI - Pemerintah Libya mengatakan pesawat tempur NATO menghantam sebuah kompleks perumahan Minggu (19/6/2011). Serangan udara NATO ini menewaskan sembilan warga sipil, termasuk dua anak-anak.
Selang beberapa waktu kemudian, NATO mengkonfirmasi satu serangan udara diluncurkan pada hari itu.
Menteri luar negeri Libya menyerukan "jihad global" kepada Barat menanggapi aksi NATO yang memakan korban dari warga sipil.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Minggu di markas Brussels, aliansi trans-Atlantik mengatakan serangan udara diluncurkan terhadap situs rudal militer di Tripoli. Tetapi tampak bahwa satu rudal tidak menyerang target yang dimaksud.
"Mungkin ada kegagalan sistem senjata yang mungkin telah menyebabkan jatuhnya korban sipil," kilah Letnan Jenderal Charles Bouchard, komandan operasi di Libya, kepada AFP.
"NATO menyesalkan hilangnya nyawa warga sipil tak bersalah," kata Letnan Jenderal Charles Bouchard.
Sementara, Menteri Luar Negeri Linya Abdul Ati al-Obeidi mengatakan kepada wartawan sembilan warga sipil, termasuk dua anak-anak tewas dalam aksi tersebut. Serangan NATO juga mengakibatkan 18 orang terluka.
"Serangan yang disengaja pada kompleks sipil," tegasnya.
"Pengeboman yang disengaja ... adalah panggilan langsung untuk semua orang bangsa di dunia dan bagi seluruh umat Islam untuk memulai jihad global melawan Barat," kata al-Obeidi.
Salem Ali Garadi, 51, saudara seorang korban, mengatakan lima orang tewas. Tidak ada penjelasan mengenai perbedaan dugaan jumlah korban tewas.
Kementerian Kesehatan Libya juga mengatakan 856 warga sipil telah tewas dalam serangan udara NATO sejak Maret. Jumlah itu tidak bisa dikukuhkan secara independen.