Kamis, 2 Oktober 2025

Sepatu Syahrul dan Kesederhanaan Datuk Najib

BUKA sepatu atau tidak, ya? Begitu Syahrul Yasin Limpo bertanya kepada kolega dan staf protokoler Pemprov Sulsel di tangga rumah pribadi Perdana

Penulis: Dahlan Dahi
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Sepatu Syahrul dan Kesederhanaan Datuk Najib
Tribunnews.com/dahlan Dahi
Gubernur Sulsel Syahrul yasin Limpo berbincang dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Mohd Najib.

Pertemuan berlangsung dalam suasana santai. Najib berbicara jauh dari kesan formil, beberapa kali tertawa dan tersenyum.

“Bagaimana kabar di sana (Makassar)?” ia memulai pembicaraan. Cerita-cerita ringan mengalir, disertai diskusi beberapa isu seperti impor beras dan sapi asal Sulsel, penerbangan Makassar-Kuala Lumpur, dan kerja sama riset Malaysia-Universitas Hasanuddin (Unhas).

Najib bercerita, tiga pekan lalu ia ke Jakarta dan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Pertemuan dengan Es Be Way (SBY) berlangsung hangat. Kepada beliau saya bilang, saya orang Bugis-Makassar,” kata Nadjib sambil tertawa.

***

SETELAH menerima pejabat Sulsel di ruang tamu, Datuk Najib mengajak tamunya ke meja makan. Di sana, antara lain, tersaji rujak, putu, gogos, dan koci-koci.

“Pak Najib hebat,” komentar Mayjen Amril Amir. “Beliau menyajikan makanan ke piring semua tamunya, barulah beliau mengambil untuk dirinya sendiri.”

“Kalau kita, wah, kita ambil semua yang enak-enak dulu, baru anak buah,” kelakar Kapolda Johny Waenal Usman.

Sambil makan, Datuk Najib bercerita mengenai filosofi “tiga ujung” di kalangan Bugis-Makassar. Ini model “diplomasi” yang mengedepankan pendekatan “ujung lidah”, “ujung badik”, dan “ujung kemaluan”.

Di mana saja orang Bugis-Makassar merantau, pedekatan “ujung lidah” pertama-tama dikedepankan. Kalau bicara tidak menpan, coba pendekatan perkawinan (ujung kemaluan). Kalau pun tetap tidak bisa, ya sudah, badik yang bicara.

“Datuk Najib tampak sangat memahami budaya Bugis-Makassar,” komentar Syahrul.

Ketika pejabat muspida dijamu makan, seorang anak muda berpakaian putih menghampiri staf gubernur. Ia menawarkan minum.

“Mau kopi sabah, teh, atau air suam,” anak muda itu, Dino Akbar, menawarkan. Pembantu di kediaman pribadi PM Najib itu berasal dari Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, yang dekat dengan perbatasan Aceh.

Untunglah tidak pesan air suam. Sebab air suam ternyata hanya air putih. Kopi Sabah, yang disajikan dengan gula batu, lumayan enak. (dahlan)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved