Ibadah Haji 2025
Penjelasan Musytasyar Diny PPIH Arab Saudi terkait Rangkaian Ibadah Mabit di Muzdalifah dan Mina
Puncak ibadah haji 1446 H yakni wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025.
Penulis:
Dewi Agustina
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Puncak ibadah haji 1446 H yakni wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025.
Setelah itu jemaah haji akan melakukan Mabit di Muzdalifah dan Mina mulai malam 10 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah.
Apa itu mabit di Muzdalifah dan mabit di Mina?
Bagaimana pergerakan jemaah pada dua wajib haji ini?
Berikut penjelasaan Musytasyar Dini PPIH Arab Saudi, KH M Ulinnuha.
Mabit Muzdalifah
Mabit (menginap) di Muzdalifah menjadi salah satu rangkaian wajib haji.
Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah jemaah menunaikan wukuf di Arafah.
"Pada Kamis, 5 Juni 2025 atau 9 Zulhijjah, jemaah haji akan wukuf di Arafah. Kemudian malam tanggal 10 Zulhijjah, seluruh jemaah akan bergerak ke Muzdalifah untuk Mabit (menginap)," jelas KH Ulinnuha dalam siaran persnya, Jumat (30/5/2025).
Hal ini sesuai dengan firman Allah:
فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ
Artinya, "Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam" (QS. Al-Baqarah: 198).
Yang dimaksud Masy’aril Haram adalah Muzdalifah.
Secara bahasa, Muzdalifah bermakna al-Izdilaf yang artinya ijtima’, yaitu berkumpul.
Jadi kata Muzdalifah itu artinya at-tajammu' atau al-iltiqa, berkumpul atau bertemu.
Sementara apabila dilihat dari aspek sejarah, Muzdalifah adalah tempat berkumpulnya Siti Hawa dan Nabi Adam setelah sekian ratus tahun terpisah.
"Karena Nabi Adam yang Siti Hawa berkumpul di sini, maka tempatnya disebut sebagai Muzdalifah," jelasnya.
Dalam perkembangannya, peristiwa itu kemudian menjadi salah satu rangkaian Ibadah Haji.
"Ini berdasarkan Firman Allah SWT dan apa yang ditunaikan oleh Rasulullah SAW ketika menunaikan haji wada'," katanya.
Ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Muzdalifah, maka beliau meminta Bilal bin Rabah untuk mengumumkan azan, lalu beliau melakukan salat jama, magrib dan isya.
Sejak saat itu, maka menurut pandangan mayoritas ulama, mabit di Muzdalifah menjaga wajib.
Dan barangsiapa yang meninggalkan Mabit Muzdalifah, maka ia dikenakan membayar dam.
Selama di Muzdalifah, jemaah diimbau untuk banyak berzikir dan menyiapkan kerikil untuk lontar jumrah.
"Walaupun secara teknik, kerikil ini sudah disediakan oleh syarikah, namun tidak ada salahnya apabila jemaah mengambil kerikil di Muzdalifah untuk mengikuti sunah rasul," jelasnya.
Adapun jumlah kerikil yang diambil yaitu sebanyak 49 untuk nafar awal, dan 70 kerikil untuk Nafar tsani.
Kalau jemaah khawatir jumlahnya kurang karena lupa jumlah lemparan, maka disarankan untuk mengambil kerikil dalam jumlah lebih.
Waktu mabit Muzdalifah ini adalah malam 10 Zulhijjah sampai tengah malam menjelang subuh.
"Namun secara teknik pergerakan, nanti akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan jadwal dari syarikah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pergerakan jemaah," terangnya lanjut.
Mabit Mina
Setelah seluruh jemaah dipastikan mabit, maka jemaah akan bergerak ke Mina.
Ulinnuha mengatakan, Mina secara bahasa disebut juga sebagai 'muna' artinya harapan.
Semua harapan ditumpahkan jemaah haji kepada Allah. Maka kita diminta untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT.
"Di Mina, kita bermunajat kepada Allah SWT sebagaimana yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu," kata Ulinnuha.
Saat sampai di Mina, jemaah haji melakukan lempar jumroh aqobah pada tanggal 10 Zulhijjah dengan 7 lemparan.
Setelah melakukan jumrah aqabah, maka jemaah haji sudah boleh melakukan tahallul awal dengan bercukur.
Setelah tahallul, jemaah lalu berpakaian biasa dan terbebas dari larangan ihram, kecuali satu, yaitu bersetubuh dengan pasangan suami atau istrinya.
"Bagi pasutri yang statusnya masih tahallul awal, maka belum boleh berjimak hingga melakukan tahallul tsani setelah tawaf Ifadah," jelasnya.
Setelah jemaah haji melakukan tawaf Ifadah, jemaah akan kembali ke tenda Mina untuk melakukan mabit Mina pada malam 11 dan 12 untuk Nafar awal, dan berlanjut untuk malam 13 untuk Nafar tsani.
Tanggal 11 dan 12 Zulhijjah, jemaah haji yang mengambil Nafar awal, melakukan lontar jumrah ula, wustho dan aqabah, masing-masing 7 lemparan dengan kerikil yang diambil dari Muzdalifah.
Sementara jemaah haji yang mengambil Nafar tsani melakukan jumrah ula, wustho dan aqobah pada tanggal 13 Zulhijjah.
"Setelah semua mabit dan jamarat selesai, maka jemaah akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah," jelasnya. (Media Center Haji/MCH 2025)
Ibadah Haji 2025
Komite 3 DPD RI Usul Ada Kompensasi Otomatis Terhadap Jemaah Haji Telat atau Gagal Berangkat |
---|
Mekanisme Kuota Haji, Bagaimana Peran Pemerintah dan Swasta Memotong Daftar Antrean? |
---|
Kepala BP Haji: Isu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia jadi Sorotan Arab Saudi |
---|
Kepala BP Haji Pastikan Belum Minta Tambahan Kuota Haji dari Pemerintah Arab Saudi |
---|
ICW Laporkan Dugaan Korupsi Haji 2025: Diduga Ada ASN Lakukan Pungli Makanan, Negara Rugi Rp251 M |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.