Senin, 29 September 2025

Ibadah Haji 2025

Perjuangan Risnawati Dampingi Mamanya Berhaji, Sempat Ragu saat Tahu Masa Tunggu di Gowa 40 Tahun

Cukup 9 tahun usai mendaftarkan diri untuk beribadah haji, tahun 2025 ini Risnawati mendapat panggilan untuk berhaji.

|
Penulis: Dewi Agustina
Media Center Haji/MCH/Dewi Agustina
PENDAMPING HAJI - Risnawati Besse, jemaah haji Kloter UPG 33 cerita tentang perjuangannya untuk bisa mendampingi sang ibunda, Dentasayang (85) menunaikan ibadah haji. Dia sempat rahu saat tahu masa tunggu haji di Gowa mencapai 40 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Tak perlu menunggu hingga 40 tahun (sesuai antrean atau masa tunggu jemaah haji Gowa), Besse Risnawati (40) akhirnya bisa menunaikan ibadah haji di Tanah Suci tahun 2025 ini.

Cukup 9 tahun usai mendaftarkan diri untuk beribadah haji, tahun 2025 ini Risnawati mendapat panggilan untuk berhaji.

Baca juga: Sosok Maharik Ayub Asal Papua Berangkat Haji Bareng Dua Istrinya, Daftar Tahun 2013

Rasa senang dan bahagia terpancar jelas dari wajahnya.

Apalagi ibadah haji ini dilakukan Risnawati sekaligus untuk mendampingi ibundanya yang sudah berusia 85 tahun.

Baca juga: Makkah dan Masjidil Haram Padat Jelang Puncak Haji, Pemeriksaan Ketat di Perbatasan Jeddah-Makkah

"Saya senang sekali bisa berhaji tahun ini sekaligus mendampingi ibu saya yang sudah berusia lanjut," kata Risnawati saat Tribunnews menyapanya di Terminal E3 Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (25/5/2025) siang.

Saat itu Risnawati bersama ratusan jemaah Kloter UPG 33 lainnya baru saja mendarat di Jeddah.

Sesampainya di Gate E3, mereka dikumpulkan untuk kemudian akan diantarkan bus menuju ke Kota Makkah.

Sembari menunggu diarahkan ke dalam bus, Risnawati terlihat duduk sendirian.

IBADAH HAJI 2025 - Jemaah haji Kloter UPG 33 embarkasi Makassar usai mendarat di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah, Arab Saudi, Minggu (25/5/2025).
IBADAH HAJI 2025 - Jemaah haji Kloter UPG 33 embarkasi Makassar usai mendarat di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah, Arab Saudi, Minggu (25/5/2025). (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Tiba-tiba ada pegawai Al Wukalla yang menghampirinya.

Pegawai itu mengucapkan sesuatu kepada Risnawati, namun Risnawati terlihat bingung. Dia tak tahu apa yang dikatakan oleh pegawai tersebut.

Tribunnews kemudian mencoba menghampirinya dan bertanya kepada pegawai Wukalla tersebut.

Ternyata sang pegawai ingin melihat paspor dan visa haji milik Risnawati. Dia ingin mengetahui Risnawati masuk dalam Syarikah yang mana.

Usai pemeriksaan paspor dan visa haji dilakukan, Risnawati tiba-tiba teringat akan ibundanya.

BUNGA MAWAR - Dejumlah mahasiswa dari King Saud bin Abdulaziz University for Health Sciences (KSAU) menyapa para jemaah haji Indonesia Kloter UPG 33 dan memberikan bunga mawar berwarna pink. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
BUNGA MAWAR - Dejumlah mahasiswa dari King Saud bin Abdulaziz University for Health Sciences (KSAU) menyapa para jemaah haji Indonesia Kloter UPG 33 dan memberikan bunga mawar berwarna pink. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina) (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

"Mama saya di mana?" tanya Risnawati.

Matanya berkaca-kaca, air matanya mulai menetes.

Risnawati bercerita kalau dia berangkat haji dari Embarkasi Makassar bersama ibundanya, Dentasayang (85), Minggu (25/5/2025).

Namun setelah mendarat di Bandara Jeddah, dia tak melihat dimana ibunya.

Risnawati pun bingung dan bersedih.

Tribun kemudian menjelaskan kepada Risnawati bahwa dia tak akan dipisahkan dari ibunya.

Ibunya dan lansia lain yang berada di kursi roda memang keluar dari pesawat belakangan setelah semua jemaah sehat turun terlebih dahulu.

Kemudian mereka nantinya akan dipertemukan lagi di hotel.

Setelah mendapat penjelasan tersebut, Risnawati sedikit tenang.

"Saya sedih karena mama tidak ada disini, di dalam pesawat juga tidak sama saya, saya di belakang. Saya sedih karena terpisah dari mama, maunya bareng-bareng terus," kata Risnawati.

Baca juga: Lepas Jemaah Calon Haji, Pilar Titip Doa untuk Kebaikan Masyarakat hingga Pembangunan Tangsel

Risnawati kemudian berkisah tentang perjuangannya untuk bisa mendampingi ibunda tercinta menunaikan ibadah haji.

Ibunya, Dentasayang sudah lebih dulu mendaftarkan diri untuk beribadah haji 13 tahun lalu atau tepatnya tahun 2012.

Sementara Risnawati baru mendaftar haji pada tahun 2016.

Awalnya dia sempat ragu saat hendak mendaftar haji, sebab di Gowa tempat tinggalnya, masa tunggu haji mencapai 40 tahun.

Namun Risnawati tak patah semangat, dia pun memilih mendaftar haji ke Kolaka yang masa tunggunya 'hanya' 12 tahun.

Tak harus menunggu hingga 12 tahun, Risnawati mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji sebagai pendamping ibunya tepat 9 tahun usai mendaftar.

"Saya daftar haji di Kolaka karena kalau di tempat saya di Gowa butuh waktu 40 tahun untuk bisa berhaji," kata Risnawati.

Dari 4 bersaudara, baru Risnawati yang mendaftar haji.

Tiga saudaranya, semuanya laki-laki belum ada yang mendaftar haji.

Risnawati menyebut ibundanya dalam kondisi tak bisa berjalan usai mendapatkan vaksin meningitis, influenza dan polio.

Seperti diketahui tiga vaksin ini wajib didapatkan jemaah yang ingin menunaikan ibadah haji.

Dentasayang, sang ibunda awalnya kerap sakit tulang. Jika sakit itu mulai menyerang, ibunya sering minta diurut.

Belakangan bagian kaki sang ibu harus dioperasi dan dipasangi pen.

Usai menjalani operasi itulah, ibunya tak bisa berjalan dengan normal.

Karena itu dalam aktivitasnya sehari-hari Risnawati lah yang banyak berperan, apalagi 3 saudaranya semua laki-laki.

"Kalau mau berdiri tidak bisa, mama nangis. Kalau mau buang air saya bantu berdiri," kata Risnawati.
 
Terkait masa tunggu di Wajo ini, sebelumnya Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Wajo, H Muhammad Subhan membenarkannya.

"Masa tunggu haji di Kabupaten Wajo saat ini mencapai 41 tahun. Jika ada yang mendaftar tahun ini, maka mereka baru bisa berangkat sekitar tahun 2065," kata Muhammad Subhan dilansir dari laman Kemenag.go.id, 17 Februari 2025.

Baca juga: Jelang Wukuf di Arafah, Berikut 5 Pesan untuk Jemaah Haji Perempuan

2 Jemaah Menyusul

Sebanyak total 393 jemaah haji--4 di antaranya petugas TPHI, TPIHI dan TKHI-- jdengan nomor penerbangan GA 1133 tersebut landing di Bandara Jeddah, Minggu (25/5/2025) pukul 10.00 WAS.

Ketua Kloter UPG 33, Darussalam mengatakan seluruh jemaahnya total 391 jemaah didampingi 4 petugas kloter dalam kondisi sehat.

Namun ada 2 jemaah haji yang masih menjalani perawatan di Klinik Embarkasi Makassar.

"Ada 2 jemaah dalam perawatan di klinik Embarkasi Makassar dinyatakan belum layak terbang. Nanti ketika dia membaik kesehatannya nanti akan dititipkan di kloter 35 atau 39," kata Darussalam.

Jumlah jemaah lansia yang menggunakan kursi roda ada 11 orang. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan