Selasa, 30 September 2025

Ibadah Haji 2025

Dirjen Haji: 90 Persen Kartu Nusuk Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Progres penerbitan kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia dalam tiga hari terakhir ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan, capai 90 persen.

Tribunnews.com/Dewi Agustina
KARTU NUSUK - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief. Hilman mengatakan sebelumnya angka penerbitan kartu Nusuk ada di kisaran 70 hingga 82 persen. 

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Progres penerbitan kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia dalam tiga hari terakhir ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan, mencapai angka 90 persen.

Hal ini diakui Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief.

Hilman mengatakan sebelumnya angka penerbitan kartu Nusuk ada di kisaran 70 hingga 82 persen.

"Dalam tiga hari terakhir banyak perkembangan yang signifikan bagian Nusuk. Ada yang 97 persen, 95 persen, ya mudah-mudahan ini nanti bisa kita jadi ritmenya," kata Hilman Latief kepada Media Center Haji (MCH 2025) termasuk Tribunnews.com saat baru tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Kamis (23/5/2025) malam.

Peningkatan progres penerbitan kartu Nusuk ini menurut Hilman tidak terlepas dari upaya membangun sinergi dan komunikasi yang baik antara petugas haji Indonesia khususnya dari Komisi Haji Indonesia dengan para perusahaan layanan, juga Kementerian Haji mengenai kedatangan jemaah haji Indonesia.

"Intinya sudah sekitar 90 persen ke atas. Mudah-mudahan ini terjaga ritmenya sehingga jemaah mendapatkan kemudahan untuk melakukan ibadah di Masjidil Haram," kata Hilman.

Lalu kapan target 100 persen bisa tercapai?

Hilman mengatakan saat ini sekitar 50 ribuan jemaah masih berada di Tanah Air.

"Kita kejar gap persentase jemaah yang sudah tiba. Tiga hari lalu kita lihat ada gap 16 persen, kemudian tadi malam sudah 14 persen, sebelumnya 30 persen, 27 persen, padahal jamaah ada ribuan, artinya kita cukup cepat mengimbangi situasi ini," jelas Hilman.

Hilman menyakini melihat fenomena tersebut, gap persentase bisa di bawah 10 persen.

"Ini yang harus kita kejar terus. Sehingga dalam 1 atau 2 x 24 jam, jamaah datang, nusuk sudah terdistribusi," ujarnya.

Pihaknya juga kata Hilman menempatkan petugas Indonesia yang ada di kantor-kantor dan perusahaan layanan (syarikah) untuk mempercepat proses penerbitan kartu Nusuk.

"Mereka berkantor di sana, nongkrong di sana untuk menerima data kita, menerima aduan, usulan nama-nama yang belum mendapatkan nusuk sehingga lebih cepat," kata Hilman.

Hilman mengakui di minggu-minggu awal operasional penyelenggaraan ibadah haji 2025, terdapat selisih data terkait keberangkatan haji.

"Minggu-minggu awal keberangkatan jemaah ada selisih data dari yang kita punya dengan perusahaan (Syarikah). Termasuk juga perubahan-perubahan yang terjadi di Tanah Air di beberapa embarkasi utama. Ada beberapa embarkasi yang sangat dinamis perubahannya. Ada yang sakit, ada yang batal, ada yang bergeser, ada yang pindah. Itu juga berdampak pada data yang sudah ada sebelumnya di dalam eHajj," kata Hilman.

Namun saat ini semua berjalan lancar berkat komunikasi yang baik antara petugas haji Indonesia dengan para perusahaan layanan serta Kementerian Haji mengenai kedatangan jemaah haji Indonesia.

Apa itu Kartu Nusuk?

Kartu Nusuk adalah kartu yang diterima oleh jemaah haji Indonesia saat berada di Arab Saudi.

Nusuk menjadi semacam identitas sekaligus 'tiket' bagi jemaah dalam mendapatkan akses layanan dan juga dalam aktivitas di setiap tahapan ibadah haji.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beberapa wakti lalu menjelaskan tentang tiga fungsi utama kartu Nusuk.

Pertama, Nusuk adalah layanan dari syarikah.

Tahun ini, layanan jemaah haji Indonesia dikelola oleh delapan perusahaan swasta yang disebut sebagai syarikah.

"Setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel yang telah ditentukan oleh syarikah. Nah, sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah akan diberikan Nusuk," terang Hilman saat melepas jemaah haji asal Kabupaten Sukabumi yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 18 di Embarkasi Bekasi, Sabtu (10/5/2025) lalu.

Menjadi tanggung jawab petugas untuk memastikan setiap jemaah memiliki kartu Nusuk.

Hal itu akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah.

"Nusuk ini spesifik sesuai dengan syarikah yang melayani. Jadi, Insya Allah tidak akan ada lagi cerita jemaah telantar karena ketidakjelasan layanan," paparnya.

Kedua, Nusuk menjadi syarat masuk ke Masjidil Haram.

"Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui Nusuk, Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar," ujarnya.

Ketiga, kegunaan Nusuk akan sangat terasa saat puncak ibadah haji, yakni pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan Mina.

"Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun, secara umum, Nusuk akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan 2 juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar," tegasnya.

75,89 Persen Jemaah Sudah di Tanah Suci

Dikutip dari laman data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Sabtu (24/5/2025) pukul 06.30 WAS, tercatat sudah 75,89 persen jemaah haji Indonesia berada di Arab Saudi.

Jumlahnya sebanyak 154.300 dari 203.320 kuota haji reguler sudah tiba di Arab Saudi.

Dari jumlah itu, 33.583 di antaranya adalah jemaah lansia.

Total kuota jemaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000, 203.320 di antaranya adalah jemaah haji reguler dan sisanya 17.680 adalah jemaah haji khusus. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved