Ibadah Haji 2025
Apa Itu MERS-CoV? Wabah Pernapasan yang Mengintai Jemaah Haji 2025 di Tanah Suci
Berikut penjelasan terkait Middle East Resporatory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang tengah merebak di Arab Saudi.
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian kesehatan baru-baru ini mengimbau kepada seluruh jemaah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Middle East Resporatory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Imbauan ini dikeluarkan menyusul laporan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi tentang adanya sembilan kasus positif MERS-CoV yang terkonfirmasi pada periode 1 Maret hingga 21 April 2025.
Mengutip dari laman resmi Kemkes, dari jumlah tersebut, delapan kasus ditemukan di Riyadh dan satu kasus di Hail, dua di antaranya meninggal dunia.
Yang mengkhawatirkan, enam dari sembilan kasus tersebut merupakan tenaga kesehatan yang tertular dari pasien yang sedang mereka rawat.
Ini menunjukkan adanya infeksi nosokomial, yakni penularan di lingkungan fasilitas kesehatan.
Meski jumlah kasus MERS-CoV saat ini terbilang rendah dan terkendali di Arab Saudi, kondisi padatnya aktivitas jemaah di Tanah Suci membuat potensi penyebaran penyakit tetap ada.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr. Mohammad Imran.
“Kami mengimbau jemaah untuk waspada, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan segera melaporkan jika mengalami gejala pernapasan seperti demam, batuk, atau sesak napas,” ujar Imran di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Lalu Apa Itu MERS-CoV?
Mengutip dari www.cdc.gov, MERS-CoV adalah virus corona penyebab penyakit pernapasan serius yang dikenal sebagai Middle East Respiratory Syndrome atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Berbeda dengan COVID-19, penularan MERS-CoV ke manusia terutama berasal dari hewan, khususnya unta dromedaris (unta berpunuk satu).
Baca juga: Penyakit MERS-CoV Mewabah di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tidak Foto Bareng dengan Unta
Meski penularan antar-manusia juga dapat terjadi, terutama di lingkungan rumah sakit atau rumah tangga.
Gejala MERS-CoV
Gejala infeksi MERS biasanya muncul 2 hingga 14 hari setelah paparan virus.
Gejala umum yang dikeluhkan meliputi:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
- Beberapa pasien juga melaporkan gejala lain seperti diare, mual, dan muntah.
Dalam kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, hingga kematian.
Menurut data WHO, sekitar 30–40 persen kasus MERS yang terlaporkan berujung pada kematian, terutama pada pasien yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, paru-paru kronis, ginjal, atau kanker.
Cara Penularan MERS-CoV
MERS-CoV menyebar melalui:
- Kontak langsung dengan unta yang terinfeksi, termasuk menyentuh, merawat, atau meminum susu mentahnya.
- Droplet pernapasan saat seseorang batuk atau bersin.
- Penularan di fasilitas layanan kesehatan atau di rumah tangga akibat kontak dekat dengan penderita.
- Wabah besar MERS-CoV pernah terjadi di luar Arab Saudi, seperti pada tahun 2015 di Korea Selatan, akibat pelancong yang baru kembali dari wilayah Timur Tengah dan menyebarkan virus di rumah sakit tempat ia dirawat.
Langkah Pencegahan bagi Jemaah Haji
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk MERS-CoV.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah paling penting.
Berikut langkah-langkah yang disarankan WHO dan Kemenkes:
- Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk berfoto atau memberi makan.
- Jangan mengonsumsi susu unta mentah, air seni unta, atau daging unta yang tidak dimasak matang.
- Cuci tangan secara rutin, terutama sebelum dan sesudah beraktivitas.
- Gunakan masker saat berada di tempat keramaian.
- Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.
- Segera melapor ke petugas kesehatan jika mengalami gejala demam, batuk, atau sesak napas.
- KKHI di Makkah dan Madinah selalu siaga untuk memberikan pelayanan medis cepat bagi jemaah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terkait gejala infeksi pernapasan.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait MERS-CoV dan Ibadah Haji 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.