Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Media Pemerintah China Berusaha Meyakinkan Publik Bahwa Pandemi Covid-19 Telah Terkendali

Pihak berwenang China berusaha meyakinkan publik bahwa mereka telah mengendalikan situasi pandemi Covid-19

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
AFP/JADE GAO
Orang-orang menunggu untuk menemui dokter di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 18 Desember 2022. (Photo by Jade GAO / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Ribuan warga China turun ke jalan untuk memperingati Tahun Baru 2023, ketika pihak berwenang dan media pemerintah negara itu berusaha meyakinkan publik bahwa wabah Covid-19 telah terkendali.

Meskipun banyak orang di kota-kota besar China terus mengisolasi diri saat virus corona menyebar ke seluruh populasi, namun pesta Tahun Baru 2023 tetap digelar.

Melansir dari Reuters, di kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali teridentifikasi pada akhir 2019, penduduk mengatakan kecemasan mengenai dampak pelonggaran pembatasan ketat nol-Covid untuk hidup dengan virus tersebut kini telah mereda, setidaknya untuk kaum muda dan sehat.

Baca juga: Keputusan Kontroversial China Soal Covid-19 Disebut Bertolak Belakang dengan Fakta

“Pada dasarnya, sekarang saya dan teman-teman merasa relatif positif dan optimistis. Banyak orang keluar dan berkeliling," kata seorang warga Wuhan bermarga Wu, yang berusia 29 tahun.

“Kita semua tahu, terutama bagi kalangan paruh baya dan lanjut usia, terutama yang berusia di atas 60 tahun, terutama yang memiliki penyakit bawaan, akan terkena virus ini,” tambahnya.

Antrean panjang orang di bagian gawat darurat Rumah Sakit Tongji Wuhan, fasilitas utama untuk pasien Covid-19, seperti Huang warga Wuhan berusia 72 tahun, yang hanya ingin diidentifikasi dengan nama belakangnya.

"Saya tidak enak badan. Saya tidak punya tenaga. Saya tidak bisa bernapas. Dulu saya dalam keadaan sehat. Saya menjalani rontgen untuk memeriksa paru-paru saya... Rumah sakit ini banyak masalah, Anda harus menunggu beberapa saat waktu yang lama," katanya.

Data Covid-19 Dalam Pengawasan

Pelonggaran kebijakan nol-Covid yang tiba-tiba serta keakuratan data kasus dan kematian akibat virus tersebut semakin diawasi baik di dalam maupun di luar China.

Lonjakan kasus Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran baru mengenai kesehatan ekonomi China.

Dalam komentar publik pertamanya sejak perubahan kebijakan nol-Covid, Presiden China Xi Jinping menyerukan pada pidato Tahun Baru agar lebih banyak upaya dan persatuan saat China memasuki "fase baru".

China melaporkan satu kematian baru akibat Covid-19 pada 31 Desember.

Akumulasi angka kematian resmi di China sekarang mencapai 5.249 jiwa, jauh lebih rendah daripada di negara besar lainnya. Pemerintah China telah menolak klaim bahwa mereka sengaja tidak melaporkan jumlah total kematian akibat virus tersebut.

Baca juga: Giliran Australia dan Kanada Terapkan Pembatasan, Wajib Negatif Covid-19 untuk Pelancong dari China

Di rumah duka Hankou di pinggiran kota Wuhan, arus pelayat dan pengemudi mobil jenazah tiba pada Minggu. Staf di pintu masuk yang dijaga ketat menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai beban kerja mereka baru-baru ini.

Namun, rumah duka di kota-kota lain di China, termasuk Chengdu dan Beijing, mengatakan mereka lebih sibuk dari sebelumnya sejak China tiba-tiba menghentikan pembatasan Covid-nya pada bulan lalu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China melaporkan 5.138 kasus resmi yang dikonfirmasi pada Sabtu (31/12/2022), namun dengan pengujian atau tes Covid-19 massal yang tidak lagi beroperasi, sementara para ahli mengatakan jumlah infeksi sebenarnya jauh lebih tinggi.

Media pemerintah China di kota Guangzhou mengatakan pada Minggu, bahwa kasus harian Covid-19 mencapai puncaknya sekitar 60.000 orang baru-baru ini, dan sekarang mencapai sekitar 19.000 orang.

Pihak berwenang berusaha meyakinkan publik bahwa mereka telah mengendalikan situasi dan kantor berita China Xinhua menerbitkan sebuah editorial pada Minggu yang mengatakan bahwa strategi saat ini adalah pendekatan terencana berbasis sains yang mencerminkan sifat virus corona yang berubah.

Xinhua mengatakan secara terpisah bahwa pembuatan obat-obatan telah dipercepat pada bulan lalu, dengan produksi pereda nyeri ibuprofen dan paracetamol sekarang mencapai 190 juta tablet per hari, lima kali lebih tinggi dibandingkan awal Desember.

Produksi alat uji antigen hampir dua kali lipat menjadi 110 juta per hari dalam sebulan, kata kantor berita Xinhua.

Pada hari Minggu, Australia dan Kanada bergabung dengan Amerika Serikat dan negara lainnya dalam mewajibkan wisatawan dari China untuk memberikan hasil tes Covid-19 negatif ketika mereka tiba di negara tersebut.

Sedangkan Maroko akan memberlakukan larangan bagi orang yang datang dari China, kata kementerian luar negeri Maroko.

Baca juga: Bahas Situasi Covid-19, WHO Minta China Jujur Soal Data

Menteri Kesehatan Australia Mark Butler mengatakan, langkah-langkah tambahan juga akan dipertimbangkan di tengah kekhawatiran bahwa China tidak mengungkapkan informasi yang cukup mengenai sifat dan tingkat wabah Covid-19 saat ini.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Minggu menawarkan untuk memberi China bantuan yang diperlukan dalam menangani lonjakan kasus Covid-19.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved