Virus Corona
Terapkan Aturan untuk Kurangi Covid-19, Inggris Punya Daftar Negara 'Red, Amber dan Green List
Pemerintah Inggris sejak awal tidak melakukan penutupan perbatasan secara penuh.
Warga Inggris sangat dilarang untuk melakukan perjalanan ke negara yang masuk dalam red list.
Kecuali untuk warga negara Inggris serta Irlandia dan mereka yang telah menetap di Inggris, namun memutuskan pulang dari negara red list itu.
Kendati demikian, mereka yang ingin kembali ke Inggris harus mengeluarkan uang sebesar 1.750 poundsterling per orang untuk biaya mengisolasi diri di hotel yang disarankan pemerintah selama sepuluh hari sebelum pulang ke rumah masing-masing.

'Daftar hijau (green list)'
Sementara itu untuk green list, siapapun yang datang dari negara yang masuk dalam daftar ini, hanya perlu menunjukkan hasil tes negatif saja pada saat kedatangan di Bandara.
Mereka yang datang dari negara green list ini tidak perlu mengikuti persyaratan lainnya yakni mengisolasi diri.

'Daftar kuning (amber list)'
Negara yang masuk dalam kategori amber list Inggris ini cukup banyak, karena negara-negara ini 'kapanpun posisinya bisa bergeser' masuk ke red list maupun green list.
Dono menyampaikan bahwa awalnya Inggris tidak memasukkan satu pun negara ke dalam green list, namun akhirnya ada beberapa negara yang masuk kategori ini, termasuk Selandia Baru.
"Yang green list yang tadinya nggak ada, sekarang ada sedikit," kata Dono.
Sementara untuk negara yang masuk kategori red list cukup banyak, satu diantaranya adalah India, negara yang baru saja mengalami fenomena 'tsunami Covid-19'.
"Yang red list adalah negara-negara yang risiko tinggi membawa virus, khususnya berapa jenis varian, karena varian tambah banyak sekarang, ada Delta, ada Lambda dan sebagainya," jelas Dono.
Dono kemudian menuturkan bahwa pemerintah Inggris memang tipe pemerintah yang kerap mengubah kebijakannya terkait Covid-19 ini.
Namun saat ini, negara itu mengutamakan aturan untuk melakukan tes Covid-19 pada setiap warganya.
"Nah kebijakan pemerintah Inggris juga berubah-ubah, sesuai dengan kondisi Covid-19, tapi yang penting dilakukan adalah tes tes dan tes, tes pada virus SARS-CoV-2 dilakukan secara massive, jadi jumlahnya sangat besar," jelas Dono.