Legislator PAN Minta Pemerintah Jangan Gunakan Pendekatan Militeristik Terkait PPKM Darurat
Pengerahan panser Anoa TNI dan kenderaan taktis Brimob yang dikerahkan di 4 titik PPKM darurat justru menciptakan mencekam dan mengancam
Memang pemerintah berisi keras bahwa pasokan tabung oksigen cukup di RS, tapi buktinya pemerintah terpaksa impor 10.000 konsentrator oksigen dari Singapura. Itu artinya pasokan tabung oksigen dalam negeri itu tidak cukup.
Padahal diketahui bersama, Covid-19 gelombang ke-2 dengan kebanyakan varian delta seperti di Jakarta, penyebarannya sangat cepat dan sangat berisiko pada kematian sebagaimana yang terjadi di India. Mestinya pemerintah sudah mawas dan siaga.
Hal lain, kelangkaan juga terjadi pada pasokan obat-obatan dan vitamin. Padahal kita punya banyak BUMN Farmasi. Ngapain saja mereka?
"Tolonglah baca data lapangan. Jangan menggunakan pendekatan korporasi terus. Jadi begitu pasokan obat-obatan dan vitamin langka, anda tingkatkan dong produksi, biar masyarakat tidak mengalami kelangkaan asupan obat dan vitamin di tengah-tengah situasi wabah," tambahnya.
Baca juga: Erick Thohir Minta BUMN Bantu Ketersediaan Oksigen di Rumah Sakit
Semestinya pemerintah bisa melihat, ketika masyarakat berburu produk susu tertentu di lapangan, sampai produk susu tersebut menjadi langka dan harganya terkerek di ritel. Ini menandakan masyarakat butuh asupan protein.
Pemerintah harus memberikan perhatian dari sisi pelayanan terkait masalah-masalah yang dihadapi masyarakat seperti ini.
Oleh sebab itu, pendekatan mitigasi dan pelayanan yang harus dikedepankan. Pendekatan represif itu cara lama. Sudah hampir setahun lebih wabah Covid-19 ini tentu membuat masyarakat juga mengalami depresi.
Oleh sebab itu, pendekatannya tidak bisa dengan represif atau militeristik. Nanti masyarakat tambah tertekan.
"Pemerintah juga perlu memahami situasi kebatinan publik di tengah kondisi seperti saat ini," tutupnya.