Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Kasus Corona di Dunia Capai 40 Juta dalam 32 Hari, Ahli Percaya Jumlah Sebenarnya Jauh Lebih Tinggi

Kasus virus corona di seluruh dunia melampaui 40 juta pada Senin, 19 Oktober 2020 hari ini, beberapa negara ketatkan aturan.

Penulis: Inza Maliana
AFP/HECTOR RETAMAL
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. 

Kasus Covid-19 di Amerika Utara, Tengah, dan Selatan mewakili sekitar 47,27 persen atau hampir setengah dari kasus global.

Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19.
Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19. (MARK FELIX / AFP)

Baca juga: Studi WHO: Efek Remdesivir Sangat Kecil untuk Tekan Kematian akibat Covid-19

Sekitar 247 kasus terlihat per 10.000 orang di Amerika Serikat.

Untuk India dan Brasil, angka tersebut masing-masing mencapai 55 kasus dan 248 kasus per 10.000 orang.

Kasus baru juga tumbuh lebih dari 150.000 sehari di Eropa.

Karena banyak negara termasuk Italia, Belanda, Jerman, Austria, Polandia, Ukraina, Siprus, dan Republik Ceko telah melaporkan rekor peningkatan harian dalam jumlah infeksi virus corona.

Eropa saat ini menyumbang lebih dari 17 persen dari kasus global dan hampir 22 persen kematian karena virus di seluruh dunia.

Beberapa bagian Inggris diisolasi ketika Perdana Menteri Boris Johnson berusaha untuk menahan gelombang kedua infeksi melalui tindakan lokal.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris (Tolga AKMEN / AFP)

Baca juga: Perancis dan Inggris Sibuk Atasi Gelombang Kedua Covid-19, Ini Dampaknya ke Pasar

Prancis juga memberlakukan jam malam, sementara negara-negara Eropa lainnya menutup sekolah, membatalkan operasi, dan mendaftarkan petugas medis siswa.

Presiden Donald Trump menyerukan stimulus ekonomi besar karena infeksi AS melampaui delapan juta, dengan rekor lonjakan di beberapa negara bagian.

Negara-negara bagian di Midwest juga mengalami peningkatan kasus virus corona.

Bahkan, dengan infeksi baru dan rawat inap meningkat ke tingkat terparahnya.

Penghitungan kumulatif infeksi virus korona di India mencapai 7,43 juta pada Sabtu (17/10/2020) lalu.

Dengan jumlah infeksi aktif turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya dalam 1,5 bulan.

Perjalanan India memerangi pandemi Covid-19, jutaan orang melakukan pengujian setiap harinya.
Perjalanan India memerangi pandemi Covid-19, jutaan orang melakukan pengujian setiap harinya. (Sky News)

Baca juga: Cerita Pilu Petugas Medis India Alami Kekerasan Saat Melacak Pasien Corona: Dipukuli Keluarga Pasien

Iran, negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh virus corona, memperpanjang pembatasan dan penutupan di ibu kota Teheran hingga minggu ketiga pada hari Sabtu, ketika jumlah kematian meningkat di atas 30.000.

Sejak pandemi dimulai, lebih dari 1,1 juta orang telah meninggal karena COVID-19.

Dengan tingkat kematian global berkisar 2,8 persen dari total kasus.

Seorang pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, jumlah kematian global dari Covid-19 dapat berlipat ganda menjadi 2 juta sebelum vaksin yang berhasil digunakan secara luas dan bahkan bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk menekan pandemi.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved