Virus Corona
Perancis dan Inggris Sibuk Atasi Gelombang Kedua Covid-19, Ini Dampaknya ke Pasar
Inggris juga mengumumkan langkah-langkah ketat untuk mengurangi penyebaran pandemi Covid 19 di wilayah London.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekhawatiran gelombang kedua virus corona atau Covid-19 terus meningkat karena infeksi melonjak di beberapa wilayah Eropa.
Pemerintah Perancis misalnya, mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat karena terjadi kenaikan rawat inap akibat Covid-19 atas ambang batas 9.100 untuk pertama kalinya sejak 25 Juni.
Inggris juga mengumumkan langkah-langkah ketat untuk mengurangi penyebaran pandemi Covid -19 di wilayah London.
"Hal ini membuat Inggris mendekati penguncian nasional kedua. Ancaman gelombang kedua Covid 19 akan menjadi sentimen negatif yang diperhatikan pelaku pasar pekan depan," ujar Pengamat pasar modal Hans Kwee, Minggu (18/10/2020).
Disisi lain, pasar saham dunia memasuki periode laporan keuangan kuartal III dengan Amerika Serikat (AS) mempimpin pengumuman kinerja emiten awal pekan depan.
Baca juga: MInim Sentimen Negatif dari Dalam Negeri, IHSG Diprediksi Melesat Pekan Depan
Hans menjelaskan, menurut data Refinitiv dari 49 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan ada 86 persen melewati perkiraan para analis.
"Pelonggaran lockdown yang terjadi telah mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik," katanya.
Baca juga: Frekuensi Transaksi Meroket 34,57 Persen, IHSG Menguat 0,98 Persen Sepekan
Sementara itu, di Indonesia diperkirakan kinerja emiten akan tumbuh positif di kuartal ke 3 tahun 2020 akibat banyaknya upaya dari otoritas pasar modal dan pemerintah.
"Diperkirakan kinerja emiten akan lebih baik daripada kuartal II 2020 dan juga akan lebih baik dari kuartal I 2020," pungkas Hans.