Virus Corona
Kasus Corona di Dunia Capai 40 Juta dalam 32 Hari, Ahli Percaya Jumlah Sebenarnya Jauh Lebih Tinggi
Kasus virus corona di seluruh dunia melampaui 40 juta pada Senin, 19 Oktober 2020 hari ini, beberapa negara ketatkan aturan.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus virus corona di seluruh dunia melampaui 40 juta pada Senin, 19 Oktober 2020 hari ini.
Menurut penghitungan Reuters, melonjaknya kasus Covid-19 juga dipengaruhi oleh musim dingin di belahan bumi utara.
Musim dingin ini diyakini dapat memicu kebangkitan dalam penyebaran virus.
Penghitungan Reuters didasarkan pada laporan resmi dari masing-masing negara.
Disisi lain, para ahli percaya jumlah sebenarnya dari kasus Covid-19 dan kematiannya, kemungkinan besar jauh lebih tinggi.

Baca juga: Update Covid-19 Global 19 Oktober 2020: Total Infeksi Virus Corona di Seluruh Dunia Tembus 40,2 Juta
Mengingat, rendahnya tingkat pengujian dan potensi kurangnya pelaporan oleh beberapa negara.
Namun, satu yang pasti, data Reuters menunjukkan laju pandemi virus corona terus meningkat.
Hanya butuh 32 hari untuk beralih dari 30 juta kasus global menjadi 40 juta kasus.
Dibandingkan dengan 38 hari yang dibutuhkan untuk mencapai 20 hingga 30 juta, lalu 44 hari untuk mencapai 10 dan 20 juta.
Serta, tiga bulan yang dibutuhkan untuk mencapai 10 juta dari kasus pertama yang dilaporkan di Wuhan, Cina, pada awal Januari lalu.

Baca juga: China Menguji 9 Juta Orang saat Klaster Virus Corona Terdeteksi di Kota Qiangdao
Dikutip dari CNA, rekor peningkatan infeksi baru dalam satu hari terlihat pada akhir pekan lalu.
Rekor tersebut menunjukkan kasus virus corona global meningkat di atas 400.000 untuk pertama kalinya.
Ada rata-rata sekitar 347.000 kasus setiap hari selama seminggu terakhir.
Dibandingkan dengan 292.000 pada minggu pertama Oktober.
Amerika Serikat, India, dan Brasil tetap menjadi negara yang terkena dampak terparah di dunia.
Kasus Covid-19 di Amerika Utara, Tengah, dan Selatan mewakili sekitar 47,27 persen atau hampir setengah dari kasus global.

Baca juga: Studi WHO: Efek Remdesivir Sangat Kecil untuk Tekan Kematian akibat Covid-19
Sekitar 247 kasus terlihat per 10.000 orang di Amerika Serikat.
Untuk India dan Brasil, angka tersebut masing-masing mencapai 55 kasus dan 248 kasus per 10.000 orang.
Kasus baru juga tumbuh lebih dari 150.000 sehari di Eropa.
Karena banyak negara termasuk Italia, Belanda, Jerman, Austria, Polandia, Ukraina, Siprus, dan Republik Ceko telah melaporkan rekor peningkatan harian dalam jumlah infeksi virus corona.
Eropa saat ini menyumbang lebih dari 17 persen dari kasus global dan hampir 22 persen kematian karena virus di seluruh dunia.
Beberapa bagian Inggris diisolasi ketika Perdana Menteri Boris Johnson berusaha untuk menahan gelombang kedua infeksi melalui tindakan lokal.

Baca juga: Perancis dan Inggris Sibuk Atasi Gelombang Kedua Covid-19, Ini Dampaknya ke Pasar
Prancis juga memberlakukan jam malam, sementara negara-negara Eropa lainnya menutup sekolah, membatalkan operasi, dan mendaftarkan petugas medis siswa.
Presiden Donald Trump menyerukan stimulus ekonomi besar karena infeksi AS melampaui delapan juta, dengan rekor lonjakan di beberapa negara bagian.
Negara-negara bagian di Midwest juga mengalami peningkatan kasus virus corona.
Bahkan, dengan infeksi baru dan rawat inap meningkat ke tingkat terparahnya.
Penghitungan kumulatif infeksi virus korona di India mencapai 7,43 juta pada Sabtu (17/10/2020) lalu.
Dengan jumlah infeksi aktif turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya dalam 1,5 bulan.

Baca juga: Cerita Pilu Petugas Medis India Alami Kekerasan Saat Melacak Pasien Corona: Dipukuli Keluarga Pasien
Iran, negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh virus corona, memperpanjang pembatasan dan penutupan di ibu kota Teheran hingga minggu ketiga pada hari Sabtu, ketika jumlah kematian meningkat di atas 30.000.
Sejak pandemi dimulai, lebih dari 1,1 juta orang telah meninggal karena COVID-19.
Dengan tingkat kematian global berkisar 2,8 persen dari total kasus.
Seorang pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, jumlah kematian global dari Covid-19 dapat berlipat ganda menjadi 2 juta sebelum vaksin yang berhasil digunakan secara luas dan bahkan bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk menekan pandemi.
(Tribunnews.com/Maliana)