Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Versi Dokter, Tenaga Medis Hingga Pekerja Masuk Daftar Prioritas Vaksin Covid-19

aksinasi sebagai salah satu cara menanggulangi pandemi covid-19 saat ini ramai dibahas. Andai sudah tersedia, siapa yang jadi prioritas?

Hyderus.com
Pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19). 

Walaupun, sampai sekarang tidak sedikit masyarakat yang menganggap kalau imunisasi adalah program untuk anak saja. “Masyarakat kadang lupa anak-anak butuh orangtua yang sehat, untuk jadi sehat mencegah upaya terbaik, efektif, murah, dan hasilnya baik. Pada dewasa penting utuk imunisasi karena dengan bertambahnya usia, daya tahan tubuh menurun, dan membawa penyakit,” kata dokter Purnamawati.

Pada imunisasi anakpun, cakupan di Indonesia masih rendah. Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan, cakupan imunisasi di Indonesia pada anak-anak hanya mencapai 53,7 persen, jumlah ini menurun sejak pandemi. Apalagi cakupan imunisasi pada orang dewasa lebih rendah lagi.

Padahal untuk memutus rantai terjadinya penyakit infeksi, sejauh ini, vaksinasi masih jadi upaya yang efektif. Walaupun upaya preventif secara umum dengan perilaku sehat, sementara preventif spesifik dengan imunisasi.

“Ada dua alasan penting imunisasi untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita,” ujar dr Purnamawati. Pasalnya ada beberapa anak yang tidak bisa divaksinasi sehingga membutuhkan lingkungan yang mayoritas sudah menjalani imunisasi. Misalnya anak yang menjalani transplantasi hati, tidak bisa mendapatkan vaksin, terutama vaksin ‘hidup’ seperti cacar air, BCG.

Ada jenis vaksin berdasarkan kandungannya. Ada vaksin mati atau vaksin tidak aktif adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan pada suhu tinggi atau proses kimia, contohnya vaksin polio, vaksin DPT. Ada juga vaksin hidup, yakni vaksin yang tetap dibiarkan hidup tapi dilemahkan, namun sudah tidak menyebabkan penyakit lagi.

Sejauh ini, ada 15 vaksin yang diberikan pada orang dewasa, diantaranya vaksin influenza, HPV, pneumonia. Sampai saat ini, hanya vaksin TD (tetanus) yang diberikan pada ibu hamil yang ditanggung pemerintah. Sisanya tidak ditanggung pemerintah. Sehingga diharapkan masyarakat bisa melakukan vaksinasi secara mandiri.

Vaksin Saat Pandemi

Dunia saat ini sedang menunggu vaksin Covid 19. Walaupun diperkirakan dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan vaksinasi secara massal, namun karena semua negara membutuhkan, mendapat ‘giliran’ untuk vaksinasi Covid 19 bukan perkara mudah.

Selama menunggu vaksinasi Covid, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar dilakukan dulu vaksinasi flu dan pneumonia yang saat ini ketersediaan vaksinya sudah ada. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, pada pasien yang telah melakukan vaksin flu dan pneumonia ketika terinfeksi Covid 19, gejalanya lebih ringan dan tidak terjadi perburukan yang fatal.

Dokter Dirga mengatakan, melakukan vaksinasi sebagai bentuk pencegahan dan menjadi banteng bagi lingkungannya. Pasalnya bila cakupan vaksinasi rendah, akan cepat terjadi penyebaran (kasus Covid yang belum ada vaksinya menjadi contoh nyata). Begitu ada cakupan vaksinasi yang luas, ketika ada yang sakit atau terinfeksipun penyebarannya dapat diminimalisir. (Rina/Lilis)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved