Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Studi: Kepercayaan Publik pada Vaksin di Indonesia Buruk, Ahli Sebut Ada Pengaruh Politik

Studi global temukan bukti kepercayaan publik pada vaksin tidak stabil, rentan terhadap kesalahan informasi.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Relawan mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat akan menjalani penyuntikan vaksin di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung, yakni di Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit. Penyuntikan vaksin dilakukan setelah para relawan menjalani pemeriksaan spesimen usap pada kunjungan pertama dan hasilnya menunjukkan tidak terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. 

Seperti Afrika, dengan proporsi orang yang sangat setuju vaksin aman berkisar dari 19 persen di Lituania hingga 66 persen di Finlandia.

Irak, Liberia, dan Senegal memiliki proporsi responden tertinggi pada 2019 yang setuju, vaksin itu penting.

Namun kepercayaan publik terhadap vaksin telah meningkat di beberapa negara Eropa sejak 2015.

Termasuk Prancis, Italia, Irlandia, dan Inggris.

Relawan mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat akan menjalani penyuntikan vaksin di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung, yakni di Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit. Penyuntikan vaksin dilakukan setelah para relawan menjalani pemeriksaan spesimen usap pada kunjungan pertama dan hasilnya menunjukkan tidak terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Relawan mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat akan menjalani penyuntikan vaksin di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca: Uji Coba Vaksin dari Universitas Oxford Dihentikan Sementara setelah Peserta Jatuh Sakit

Studi tersebut menemukan enam negara dimana kepercayaan terhadap vaksin telah turun secara signifikan sejak 2015.

Enam negara itu ialah Indonesia, Pakistan, Serbia, Azerbaijan, Afghanistan dan Nigeria.

Proporsi orang yang sangat tidak setuju bahwa vaksin itu aman telah meningkat secara signifikan.

Hal ini, kata Larson, terkait dengan tren ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama di negara-negara tersebut.

Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).
Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). (Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam)

Baca: Update Kabar Vaksin Corona di Dunia: AstraZeneca Tunda Uji Coba, CanSino Tanggapi Keraguan Ahli

"Di antara beberapa negara, ada lebih banyak polarisasi sentimen."

"Lebih banyak orang yang bersikap ekstrem 'sangat tidak setuju' atau 'sangat setuju'," katanya.

Dalam temuan Larson, Indonesia mengalami salah satu penurunan kepercayaan publik terbesar di seluruh dunia antara 2015 dan 2019.

Hal itu disebabkan oleh para pemimpin Muslim yang mempertanyakan vaksin campak, gondongan, dan rubella.

Adapun, dibanding vaksin, kebanyakan publik di Indonesia lebih percaya promosi pengobatan alternatif yang dianggap lebih alami.

(Tribunnews.com/Maliana)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved