Virus Corona
Studi: Kepercayaan Publik pada Vaksin di Indonesia Buruk, Ahli Sebut Ada Pengaruh Politik
Studi global temukan bukti kepercayaan publik pada vaksin tidak stabil, rentan terhadap kesalahan informasi.
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang politik dan disinformasi di internet mengancam program vaksinasi di seluruh dunia.
Menurut studi kepercayaan vaksin global, hal tersebut terjadi karena kepercayaan publik yang berubah-ubah dan sangat bervariasi antar negara.
Studi yang memetakan tren kepercayaan vaksin di 149 negara antara 2015 dan 2019 ini menemukan penyebabnya.
Rupanya skeptisisme tentang keamanan vaksin cenderung tumbuh bersamaan dengan ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama.

"Sangat penting dengan ancaman penyakit baru dan yang muncul seperti pandemi COVID-19."
"Kami secara teratur memantau sikap publik," kata Heidi Larson, seorang profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine yang memimpin penelitian.
"Persepsi tentang vaksin jauh lebih tidak stabil daripada sebelumnya," katanya dalam sebuah pengarahan, dikutip dari CNA, Jumat (11/9/2020).
"Secara keseluruhan, ada banyak kepercayaan di dunia tentang vaksin."
"Tapi jangan anggap remeh. Keyakinan naik dan turun dan itu sangat bervariasi," ujar Larson.

Baca: Hasil Studi: Bicara dengan Tenang dan Lebih Pelan Bisa Mengurangi Penyebaran Covid-19
Diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, temuan Larson didasarkan pada data dari lebih dari 284.000 orang dewasa.
Mereka ditanyakan pada 2019 lalu, apakah mereka memandang vaksin itu penting, aman, dan efektif.
Larson mengatakan, dengan pembuat obat dan peneliti di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin melawan pandemi COVID-19, pemerintah sekarang harus ekstra waspada.
Terlebih dalam menilai kepercayaan publik terhadap vaksin dan menanggapi kekhawatiran dengan cepat.
"Ada banyak kecemasan tentang kecepatan pengembangan vaksin (untuk COVID-19)," katanya.
"Tapi publik tidak terlalu tertarik pada kecepatan, mereka lebih tertarik pada ketelitian, keefektifan dan keamanan," jelas Larson.

Baca: Soal Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin, WHO Sebut Baru Ada Dana 700 Juta Dollar
Hasil studi tersebut menunjukkan, kepercayaan vaksin di Eropa rendah dibandingkan dengan kawasan lain di dunia.