Virus Corona
Masyarakat Berdesakan di Mal saat PSBB, Ketua Satgas COVID-19 IDI: Sinyal Kelonggaran PSBB Berbahaya
Ketua Satgas Covid-19 dari IDI menilai sinyal pelonggaran PSBB dapat berbahaya bagi masyarakat.
Menurutnya, seminggu terakhir ini jalanan semakin padat oleh kendaraan.
Oleh karena itu, ia menilai, media berperan penting untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai protokol kesehatan Covid-19 guna menekan angka penyebaran virus ini.
"Saya kira media juga punya peran penting banget, mungkin udah bolak-balik teman-teman media sampaikan, selain berita update juga pesan bahwa PSBB harus ketat dan efektif, jangan keluar rumah, itu perlu diulang-ulang."
"Psikologi massa kita kelihatannya harus begitu, edukasi harus berulang-ulang ditekankan ke masyarakat," tutur Zubairi.
Peraturan Harus Diperketat
Melihat masyarakat mulai berdesakan di mal, Zubairi menilai hal ini telah menunjukkan bahwa bukan saatnya PSBB dilonggarkan.
Dari fenomena ini, menurut Zubairi, dapat dilihat kurang disiplinnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Masyarakat kan kita sudah tahu kurang disiplin, kalau masyarakatnya kurang disiplin ya didisiplinkan, tidak bisa didiamkan," ujarnya.
Zubairi juga membenarkan bahwa aturan PSBB perlu diperketat dan masyarakat lebih didisiplinkan.
Baca: Ketua IDI Daeng M Faqih: Membangkitkan Kesadaran Masyarakat Menjadi yang Paling Penting Saat Ini
"Aturannya diperketat dan didisiplinkan, gak bisa bikin aturan tanpa dijaga oleh polisi atau institusi, RT, RW, Lurah, atau siapa," lanjutnya.
Sementara itu, terkait imbauan presiden supaya masyarakat berdamai dan berdampingan dengan Corona, menurut Zubairi hal itu harus tetap dalam koridor pelaksanaan PSBB yang ketat dan efektif.
"Berdampingan (dengan Corona) itu saya tidak begitu jelas bagaimana maksudnya, tapi juga kemarin presiden bilang itu masih wacana, ini artinya PSBB harus tetap dijalankan."
"Saya kira garis besarnya, yang harus digarisbawahi yaitu PSBB harus ketat dan efektif, yang lainnya ikut pada perintah presiden yang ketat dan efektif itu," kata Zubairi.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)